Toei Animation, studio animasi Jepang yang memproduksi One Piece dan anime lainnya, melaporkan pendapatan lisensi internasional seluruh produksinya mencapai ¥33,16 miliar atau Rp3,67 triliun pada tahun fiskal 2025/3 atau 1 April 2024-Maret 2025 (asumsi kurs Rp110,88 per yen). Lingkup internasional ini menghitung pendapatan di luar Jepang.
Angka tersebut melonjak 39,11% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada 2024/3 yang sebesar ¥23,84 miliar atau Rp2,64 triliun.
Dalam laporan keuangan konsolidasi, One Piece mengumpulkan pendapatan lisensi internasional tertinggi kedua, yakni sebesar ¥9,99 miliar atau Rp1,1 triliun. Pendapatan ini menguat 38,26% (yoy) dari sebelumnya yang sebesar ¥7,22 miliar atau Rp801,41 miliar.
Di Jepang, pendapatan lisensi One Piece tembus ¥6,1 miliar atau Rp676,56 miliar. Sayangnya, lisensi One Piece di pasar domestik ini turun 10,21% (yoy) dari 2024/3 yang sebesar ¥6,7 miliar atau Rp753,51 miliar.
Peringkat pertama pendapatan lisensi internasional Toei Animation terbesar dipegang Dragon Ball, dengan nilai ¥13,62 miliar atau Rp1,51 triliun pada 2025/3. Nilai ini meroket 37.69% (yoy) dari sebelumnya ¥9,89 miliar atau Rp1,09 triliun.
Di bawah Dragon Ball dan One Piece, ada Digimon sebesar ¥1,53 miliar (Rp169,86 miliar) dan Saint Seya ¥632 juta (Rp70,07 miliar) pada 2025/3. Adapun anime atau objek lainnya terhimpun sekitar ¥7,38 juta.
Toei Animation menyebut, pendapatan lisensi luar negeri memang meningkat signifikan. Ini berkat kinerja penjualan hak merchandise yang kuat untuk One Piece, seri Dragon Ball, seri Digimon, serta hak game seri Dragon Ball.
Lisensi ini bisa meliputi merchandise (mainan, pakaian, aksesori, peralatan, kolaborasi merek lokal); hak gaming (game konsol, game mobile, penggunaan karakter); produk konsumen (makanan/minuman dengan branding anime, kosmetik, kartu koleksi); hingga penggunaan ilustrasi, logo, atau karakter untuk buku dan barang lain yang disebarluaskan.
(Baca: One Piece dan Jujutsu Kaisen Kuasai Penjualan Manga Terlaris Jepang 2024)