Sampah elektronik atau e-waste menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ditemukan terbanyak dari rumah tangga DKI Jakarta.
Ini sesuai dengan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta yang menunjukkan, jenis tersebut menyumbang 14,2 ribu kilogram (kg) sepanjang Januari-Agustus 2022.
Terbanyak lainnya adalah kemasan kaleng sebesar 11,4 ribu kg. Lalu disusul dengan kemasan plastik sebesar 5,2 ribu kg.
Limbah medis menyusul terbanyak berikutnya dengan volume 1,8 ribu kg. Selain itu lampu bekas sebanyak 1,04 ribu kg, dan terakhir adalah baterai dengan volume 140,2 kg.
DLH DKI Jakarta sebenarnya memberikan layanan pengelolaan sampah elektronik rumah tangga secara gratis kepada warga Jakarta.
Melansir RM.id, Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan, pemohon bisa mengajukan melalui sistem online melalui situs https://lingkunganhidup.jakarta.go.id atau melalui Facebook akun Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
"Nanti di website dan Facebook pemohon diarahkan untuk mengisi data dalam Google Form. Pemohon sendiri harus merupakan warga DKI Jakarta," kata Asep yang dikutip pada Senin (7/8/2023).
Asep menambahkan, berat sampah elektronik minimal untuk penjemputan adalah 5 kg.
Limbah elektronik tergolong B3 yang dihasilkan dari berbagai sektor.
"E-waste dapat bersumber baik dari rumah tangga dan juga dari hasil kegiatan, seperti dari perkantoran, sekolah, hotel, apartemen dan lain-lain," kata Asep.
(Baca juga: Ini Besaran Timbulan hingga Penanganan Sampah DKI Jakarta Sepanjang 2022)