Laju deforestasi global terus berkurang dalam beberapa dekade belakangan.
Hal ini terlihat dari laporan Global Forest Resources Assessment 2025 yang dirilis Food and Agriculture Organization (FAO).
(Baca: Laju Deforestasi Indonesia Menurun Dua Dekade Terakhir)
FAO mendefinisikan deforestasi sebagai perubahan hutan menjadi lahan jenis lain, baik yang disebabkan manusia maupun tidak.
Deforestasi meliputi konversi hutan menjadi lahan pertanian, padang rumput, waduk, pertambangan, dan permukiman.
Istilah ini juga mencakup perubahan kondisi lingkungan yang mengakibatkan pohon di kawasan hutan berkurang secara permanen, hingga luas area yang tertutup kanopi dedaunan pohon di kawasan tersebut kurang dari 10%.
Selama periode 1990—2000, luas hutan yang hilang atau mengalami deforestasi secara global mencapai 17,6 juta hektare per tahun.
Kemudian pada 2000—2015, lajunya turun menjadi 13,6 juta hektare per tahun.
Tren penurunan berlanjut pada 2015—2025, sehingga laju deforestasi global menjadi 10,9 juta hektare per tahun, seperti terlihat pada grafik.
"Tingkat deforestasi berkurang, meskipun masih tinggi," kata FAO dalam laporannya.
"Diperkirakan 489 juta hektare hutan hilang akibat deforestasi sejak tahun 1990 sampai 2025, meskipun lajunya melambat," kata mereka.
Adapun dalam sedekade terakhir, deforestasi paling besar terjadi di Amerika Selatan.
Berikut rincian laju deforestasi global per kawasan selama periode 2015—2025, diurutkan dari yang terbesar:
- Amerika Selatan: 4,22 juta hektare/tahun
- Afrika: 3,45 juta hektare/tahun
- Asia: 2,02 juta hektare/tahun
- Amerika Utara dan Tengah: 570 ribu hektare/tahun
- Oseania: 491 ribu hektare/tahun
- Eropa: 145 ribu hektare/tahun
(Baca: Indonesia Masuk 10 Negara dengan Perluasan Hutan Terbesar Global)