Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sejumlah titik banjir di wilayah Jabodetabek yang terjadi pada Minggu, 6 Juli 2025.
Menurut pendataan BNPB yang dikutip Databoks pada Selasa (8/7/2025) pukul 08.00 WIB, wilayah yang kebanjiran ada di Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Selatan, dan Kota Depok.
Dampak banjir paling luas terjadi di Kecamatan Serpong Utara (Kelurahan Paku Jaya dan Pasir Alam), Kecamatan Pondok Aren (Kelurahan Pondok Kacang Timur dan Pondok Aren), dan Kecamatan Ciputat Timur (Kelurahan Rempoa) yang berada di Kota Tangerang Selatan.
“Banjir yang melanda kawasan-kawasan tersebut telah berdampak pada sekitar 840 KK dan menyebabkan kerusakan pada jumlah rumah sebanyak 840 unit,” kata BNPB.
Sementara itu, di Kabupaten Tangerang, BNPB mencatat 702 rumah di Desa Tanjung Burung, Kecamatan Teluknaga terendam banjir. Sekitar 702 KK atau 2.275 penduduk terdampak bencana alam ini.
Sementara di Kota Jakarta Timur, banjir merendam 350 rumah di 6 kelurahan, yaitu Kelurahan Bidara Cina dan Kampung Melayu di Kecamatan Jatinegara; Bale Kambang, Cawang, dan Cililitan di Kecamatan Kramat Jati; dan Kelurahan Gedong di Kecamatan Pasar Rebo.
“Banjir tersebut berdampak pada 350 KK atau sekitar 1.114 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 116 KK atau kurang lebih 360 jiwa terpaksa mengungsi ke sejumlah lokasi penampungan darurat,” ucap BNPB.
Di Kota Jakarta Selatan, kata BNPB, ketinggian muka air banjir bervariasi antara 30-170 sentimeter.
Total 171 KK atau 393 jiwa di Kecamatan Jagakarsa (Kelurahan Lenteng Agung, Srengseng Sawah, dan Tanjung Barat), Kecamatan Pasar Minggu (Kelurahan Pejaten Timur), dan Kecamatan Tebet (Kelurahan Manggarai) terdampak langsung karena banjir ini.
“Selain itu, diperkirakan sekitar 171 unit rumah warga turut terdampak, meskipun proses pendataan masih terus berlangsung di lapangan,” ucap BNPB.
Di Kota Depok, Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Cimanggis dilanda banjir karena curah hujan yang cukup tinggi. Menurut data BNPB, sekitar 80 rumah terendam karena bencana alam ini.
(Baca: Indeks Risiko Banjir Bekasi Tertinggi di Jabotabek)