Keanekaragaman hayati di Indigenous Peoples and Local Community Conserved Areas and Territory (ICCAs) Indonesia tergolong positif. Hal ini tertuang dalam laporan terbaru Working Group ICCAs Indonesia (WGII).
Sebagai informasi, ICCAs merupakan praktik perlindungan sumber daya alam dan lingkungan berbasis kearifan lokal dan nilai-nilai lokal yang dilakukan berdasarkan inisiatif komunitas.
Menurut WGII, total spesies di wilayah teridentifikasi ICCAs terbagi menjadi lima jenis, yaitu 92 jenis mamalia; 1.322 jenis tumbuhan; 182 jenis reptil; 1.244 jenis burung; dan 111 jenis moluska. Jumlah spesies ini mencakup endemik di Indonesia dan global.
Dari 92 jenis mamalia, 51% di antaranya merupakan spesies endemik Indonesia, sementara 49% spesies dengan distribusi global.
Sementara dari 1.322 jenis tumbuhan, 32% merupakan spesies endemik Indonesia dan 68% spesies global. Adapun dari 1.244 jenis burung, 22% spesies endemik tanah air dan 78% spesies dengan distribusi global.
Selain itu, dari 111 jenis moluska, 18% bagiannya adalah endemik Indonesia dan selebihnya spesies dengan distribusi global.
Menurut WGII, temuan tersebut membuktikan praktik pengetahuan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat adat dan komunitas lokal lebih efektif dalam mempertahankan keanekaragaman hayati yang tersisa dan dapat berkontribusi untuk mencapai target nasional maupun global.
Adapun hingga Mei 2025, total luas registrasi nasional ICCAs di Indonesia mencapai 647.457,49 hektare (ha) yang tersebar di 293 wilayah komunitas adat dan lokal. Dalam identifikasi potensi ICCAs di Indonesia, WGII menggunakan pendekatan tiga karakter ICCAs melalui analisis spasial terhadap peta partisipatif wilayah adat dan peta partisipatif administrasi desa seluas 23,82 juta ha yang diindikasikan sebagai ICCAs.
Di samping itu, WGII memetakan potensi ICCAs di Indonesia seluas 23,82 juta ha, lebih tinggi dari data 2024 yang sebesar 22 juta ha. Potensi ICCAs terbesar ada di wilayah Papua sebesar 9,37 juta ha.
(Baca: Data Luas Hutan Adat Indonesia 2024, Terbesar di Kalimantan Tengah)