Menurut laporan penelitian dalam jurnal Nature Sustainability, sebanyak 50% populasi global yang berada di kelompok pendapatan terbawah menghasilkan emisi karbon rata-rata 0,6 ton CO2/orang setiap tahunnya.
Sedangkan 1% populasi global yang berada di kelompok pendapatan teratas, atau orang-orang super kaya, menghasilkan emisi karbon rata-rata 48 ton CO2/orang setiap tahunnya.
Penelitian tersebut juga mencatat bahwa negara maju memiliki rata-rata emisi karbon per kapita yang jauh lebih tinggi dibanding negara-negara berkembang atau kurang berkembang.
Luxembourg, misalnya. Negara terkaya di Uni Eropa itu tercatat memiliki emisi karbon per kapita sebesar 30 ton CO2/orang. Kemudian Amerika Serikat memiliki emisi karbon per kapita 14,5 ton CO2/orang.
Negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah seperti Bahrain, Oman, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab juga tercatat memiliki emisi karbon per kapita tinggi, di kisaran 15-19 ton CO2/orang.
Sedangkan negara-negara dengan tingkat kesejahteraan rendah seperti Madagaskar, Malawi, Burkina Faso, Uganda, Ethiopia, dan Rwanda, emisi karbon per kapitanya rata-rata kurang dari 0,2 ton CO2/orang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa misi pengurangan emisi karbon dunia juga harus menyasar perubahan gaya hidup kelompok super kaya dan masyarakat di negara-negara maju.
(Baca Juga: Meski Ada Skenario Low Carbon, Emisi CO2 Indonesia Terus Bertambah)