Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Kamis (8/2/2024) pukul 17.54 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 9 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 1.723 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 32,9 milimeter dan durasi 63 detik.
(Baca: KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 183 Dalam 24 Jam Terakhir (Sabtu, 3 Februari 2024))
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 8 Februari 2024 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 72 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 20,6-36,2 milimeter dan lama gempa 40-91 detik.
Kemudian, 139 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-23,3 milimeter dan lama gempa 25-85 detik serta 1 kali tremor non-harmonik dengan amplitudo 5,4 milimeter dan lama gempa 131 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 170 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur paling banyak erupsi (54 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 9 kali.
(Baca: 10 Daerah dengan Udara Sore Hari Paling Bersih di Indonesia (Sabtu, 3 Februari 2024))