Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Selasa (7/5/2024) pukul 05.55 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 5 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati mencapai 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat dan barat laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20,2 milimeter dan durasi 210 detik.
(Baca: Akibat Karhutla, ISPA Kalimantan Selatan Capai 189 Ribu Kasus per September 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 7 Mei 2024 pukul 00.00-06.00 WITA menunjukkan terjadi 3 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 20,2-23,7 milimeter dan lama gempa 109-210 detik.
Kemudian, 69 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3,6-26,9 milimeter dan lama gempa 99-489 detik serta 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6,6 milimeter s-p tidak teramati dan lama gempa 228 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 640 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (215 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 58 kali.
(Baca: Hampir 5 Ribu Kejadian Bencana Alam di Indonesia Sepanjang 2023, Karhutla Mendominasi)