Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor jasa perusahaan di perkotaan dan perdesaan di Sumatera Selatan pada tahun 2024 sebanyak 22.753 pekerja. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan turun 46.03% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini juga tercermin dari selisih nilai turun 19.402 pekerja. Ranking Sumatera Selatan di tingkat pulau juga mengalami penurunan menjadi peringkat 5 pada tahun 2024.
Secara historis, jumlah pekerja jasa perusahaan di Sumatera Selatan mengalami fluktuasi. Setelah tidak ada catatan di tahun 2015, terjadi lonjakan signifikan dari 2016 hingga 2019 dengan angka masing-masing 18.035, 19.480, dan 20.440 pekerja. Kemudian, terjadi penurunan pada tahun 2020 menjadi 17.817 pekerja, diikuti kenaikan tajam pada tahun 2021 menjadi 33.417 pekerja. Setelah sempat sedikit menurun pada tahun 2022, terjadi peningkatan signifikan pada tahun 2023 menjadi 45.007 pekerja sebelum akhirnya anjlok di tahun 2024. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 87.56%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 dengan penurunan -46.03%.
(Baca: PDRB ADHK Sektor Tanaman Perkebunan Periode 2013-2024)
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), jumlah pekerja pada tahun 2024 jauh lebih rendah. Kondisi lima tahun terakhir (2019-2023) menunjukkan bahwa sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik, namun penurunan di tahun 2024 menjadi anomali yang perlu diperhatikan. Secara peringkat nasional, Sumatera Selatan berada di peringkat 15 pada tahun 2024, turun drastis dibandingkan peringkat 7 pada tahun 2023.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sumatera, Sumatera Selatan berada di peringkat 5 dari 7 provinsi. Posisi ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai pekerja di Sumatera Selatan (22.753) juga lebih rendah dibandingkan provinsi lain seperti Bali dan Kalimantan Selatan yang berada diurutan teratas secara nasional. Data perbandingan ini mengindikasikan perlunya evaluasi mendalam terhadap sektor jasa perusahaan di Sumatera Selatan.
Penurunan jumlah pekerja di sektor jasa perusahaan pada tahun 2024 menjadi perhatian serius. Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu melakukan kajian mendalam untuk mengidentifikasi penyebab penurunan ini dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sektor ini di masa depan.
Bali
Bali menempati peringkat pertama di Pulau Nusa Tenggara dan Bali dengan jumlah pekerja mencapai 25.086 orang. Pertumbuhan sektor jasa perusahaan di Bali mencapai 12.02%. Dengan pertumbuhan positif ini, Bali menunjukkan performa yang solid di sektor jasa perusahaan.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Dompu Menurut Sektor pada 2024)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan berada di urutan kedua di Pulau Kalimantan dengan total 24.786 pekerja. Angka pertumbuhan di wilayah ini mencapai 31.61%, menunjukkan kinerja yang sangat baik dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang signifikan ini menempatkan Kalimantan Selatan sebagai salah satu pendorong utama sektor jasa di Kalimantan.
Sumatera Barat
Sumatera Barat menempati posisi keempat di Pulau Sumatera, dengan total 23.976 pekerja. Pertumbuhan sektor jasa di wilayah ini mencapai 26.94%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa Sumatera Barat juga berkontribusi signifikan terhadap perkembangan sektor jasa di Sumatera.
Aceh
Aceh menempati peringkat keenam di Pulau Sumatera dengan 22.590 pekerja. Pertumbuhan sektor jasa di Aceh cukup signifikan mencapai 154.54%. Pertumbuhan yang luar biasa ini menunjukkan potensi besar sektor jasa di Aceh. Walaupun demikian, posisinya yang relatif rendah dari segi jumlah pekerja masih memerlukan perhatian lebih lanjut.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat menempati urutan ketiga di Pulau Kalimantan dengan 17.291 pekerja, dengan pertumbuhan mencapai 44.03%. Pertumbuhan ini menempatkan Kalimantan Barat sebagai salah satu wilayah dengan potensi besar di sektor jasa.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menempati posisi ketujuh di Pulau Sumatera, dengan jumlah pekerja sebanyak 14.347 orang. Terjadi penurunan signifikan turun 50.34%, yang merupakan penurunan tertinggi di antara provinsi-provinsi yang dibandingkan. Kondisi ini mengindikasikan perlunya perhatian khusus untuk mengembalikan pertumbuhan sektor jasa di Kepulauan Riau.