Tak sedikit para penyintas Covid-19 yang mendapatkan perlakuan buruk dari lingkungan sekitarnya. Alih-alih mendapat dukungan, mereka malah hidup dalam stigma. Padahal para penyintas membutuhkan bantuan untuk sembuh dari penyakitnya.
Tiap orang dapat memberi beragam dukungan, bahkan dari sesuatu yang sederhana. Sebanyak 70,2% responden merasa didukung ketika ditanya kabar dan dapat kembali beraktivitas seperti semula. Sementara 29,8% merasa mendapat dukungan ketika melihat atau mendengar fakta tentang penyintas yang mematahkan berita bohong atau stigma. Dalam porsi yang sama pula, penyintas merasa didukung kala mendapat kesempatan untuk memberi kesaksian maupun testimoni.
Survei kolaborasi antara Lapor Covid-19 dan Kelompok Peminatan Intervensi Sosial Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menjaring 181 responden. Mereka berusia 18 tahun ke atas yang pernah atau sedang terpapar Covid-19. Sehingga para penyintas pernah berstatus suspek/probable/positif Covid-19. Sebanyak 56% di antaranya berprofesi sebagai tenaga kesehatan.
Sebelum vaksin dan obat Covid-19 ditemukan, penting bagi masyarakat tetap disiplin menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan memakai masker. Hal ini untuk memutus penularan virus corona.