Dampak Game terhadap Kehidupan Sosial Tak Selalu Negatif

Kebiasaan bermain game bisa berdampak pada kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.

Hal ini terlihat dari laporan survei Populix yang bertajuk Gaming Behavior 2025.

Populix menemukan, dari 1.100 orang sampel masyarakat Indonesia, ada 466 orang (42%) yang hobi bermain game pada Juni 2025.

Di kelompok tersebut, mayoritas atau 31% merasa mendapat teman baru dari bermain game.

Lalu 16% bisa lebih dekat dengan teman lamanya karena bermain bersama, dan 12% lebih percaya diri saat bersosialisasi karena mereka aktif di komunitas game.

Namun, sebagian kecil responden lain merasa kehidupan sosialnya terganggu akibat bermain game.

Ada 7% responden yang menjadi jarang berinteraksi dengan teman/keluarga di dunia nyata, lalu 7% sering dimarahi pasangan/keluarga karena bermain terlalu lama, dan 2% merasa hubungan sosialnya memburuk.

Di sisi lain, sebanyak 26% responden menyatakan game tidak memberi dampak signifikan bagi kehidupan sosial mereka.

"Hal ini menunjukkan bahwa game umumnya bisa menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari tanpa mengganggu hubungan sosial," kata Populix dalam laporannya.

Populix melakukan survei ini secara online pada 10-12 Juni 2025. Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (80%), diikuti Pulau Sumatra (13%) dan pulau-pulau lainnya (7%).

(Baca: Motivasi Utama Gamers Indonesia Main Gim pada 2025)