Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB Pengeluaran Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Banten dengan Harga Konstan 2010 mencapai Rp 164.999,07 juta pada tahun 2024. Data historis menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun, kecuali pada tahun 2021 yang mengalami sedikit penurunan turun 0,07%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 dengan 9%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2021.
Rata-rata pertumbuhan PDRB PMTB Banten dalam 3 tahun terakhir (2022-2024) adalah sekitar 3,24% per tahun. Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir (2020-2024) yang mencapai 3,23% per tahun. Secara umum, PDRB PMTB Banten menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, meski dengan fluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini terlihat dari pertumbuhan yang sempat melambat pada tahun 2021, sebelum kembali meningkat di tahun-tahun berikutnya.
(Baca: PDRB ADHB di Kota Banjar Menurut Sektor pada 2024)
Pada tahun 2024, Banten menduduki peringkat ke-5 di Pulau Jawa dalam hal PDRB PMTB, sama seperti tahun-tahun sebelumnya dalam 5 tahun terakhir. Secara nasional, Banten berada di peringkat ke-8. Posisi ini menunjukkan bahwa kontribusi Banten terhadap PMTB nasional cukup signifikan, namun masih berada di bawah beberapa provinsi lain di Jawa dan luar Jawa.
Kenaikan tertinggi PDRB PMTB Banten dalam data historis terjadi pada tahun 2018, dengan pertumbuhan mencapai 9%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan investasi dan aktivitas ekonomi yang signifikan pada tahun tersebut. Kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan minus -0,07%, kemungkinan akibat pandemi COVID-19 yang berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Anomali ini menunjukkan bahwa pandemi sempat menghambat pertumbuhan PMTB di Banten.
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, PDRB PMTB Banten masih berada di bawah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Sementara itu, jika dibandingkan dengan data provinsi lain di luar Pulau Jawa, posisi Banten masih di bawah Sumatera Utara.
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati peringkat pertama di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB PMTB mencapai Rp 190.051,1 juta. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mencapai 4.95% dari tahun sebelumnya, menunjukkan kinerja ekonomi yang solid. Provinsi ini secara konsisten mempertahankan posisinya sebagai salah satu kontributor utama PDRB di Sumatera. Sumatera Utara memperlihatkan stabilitas dan pertumbuhan yang kuat dalam aktivitas ekonominya, terlihat dari nilai PDRB dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
(Baca: Harga Gula Pasir di Sumatera Utara Rp.47.400 per Kg (Selasa, 23 Desember 2025))
Riau
Riau berada di urutan kedua di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB PMTB sebesar Rp 176.585,95 juta. Pertumbuhan ekonomi Riau sebesar 3.25%. Meskipun berada di bawah Sumatera Utara, Riau tetap menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di Sumatera. Dengan sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor kelapa sawit dan minyak bumi, Riau terus berupaya meningkatkan diversifikasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur memimpin di Pulau Kalimantan dengan PDRB PMTB mencapai Rp 170.659,77 juta. Pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat sebesar 8.29%, menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat mengesankan dibandingkan daerah lain. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor pertambangan dan energi, namun pemerintah daerah berupaya untuk mendiversifikasi ekonomi ke sektor lain. Dengan potensi sumber daya alam yang besar, Kalimantan Timur terus memainkan peran penting dalam perekonomian nasional.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan berada di posisi pertama di Pulau Sulawesi dengan nilai PDRB PMTB sebesar Rp 148.819,08 juta. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan mencapai 2.36%. Sebagai pusat ekonomi di Sulawesi, Sulawesi Selatan memiliki sektor pertanian yang kuat, serta sektor perdagangan dan jasa yang berkembang pesat. Posisi strategisnya di wilayah timur Indonesia memungkinkan Sulawesi Selatan untuk menjadi hub perdagangan dan investasi.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di urutan kedua di Pulau Sumatera dengan PDRB PMTB sebesar Rp 115.875,99 juta dan pertumbuhan sebesar 4.41%. Dengan sumber daya alam yang kaya, terutama batu bara, Sumatera Selatan terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Meskipun lebih rendah dari Sumatera Utara dan Riau, Sumatera Selatan tetap menjadi kontributor penting bagi perekonomian Sumatera.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah mencatatkan PDRB PMTB sebesar Rp 89.253,94 juta dengan pertumbuhan ekonomi 3.4%. Meskipun nilai PDRB-nya lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lain yang dibandingkan, Sulawesi Tengah tetap menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Dengan fokus pada pengembangan sektor pariwisata dan infrastruktur, Sulawesi Tengah berupaya untuk menarik lebih banyak investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.