Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi Itik/Itik Manila di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2024 sebesar 148.642 ekor. Data historis menunjukkan fluktuasi populasi itik di NTT. Tahun 2024 mengalami penurunan signifikan turun 51.98% dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 309.553 ekor. Penurunan ini merupakan yang terendah dalam catatan historis sejak tahun 2000. Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2020-2022) yang mencapai 292.109 ekor, penurunan ini sangat mencolok.
Jika dilihat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2018-2022), rata-rata populasi itik di NTT adalah 294.461 ekor. Penurunan di tahun 2024 ini jelas mengindikasikan adanya anomali atau perubahan signifikan dalam dinamika populasi itik di NTT. Kenaikan tertinggi populasi itik di NTT terjadi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan mencapai 9.91%. Tahun 2024 menjadi tahun dengan penurunan terendah yaitu -51.98%.
(Baca: Jumlah Sekolah SMK di DKI Jakarta | 2024)
Secara ranking di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTT tetap berada di posisi ke-3. Namun, secara nasional, NTT berada di peringkat ke-21. Ini menunjukkan bahwa meskipun secara regional NTT masih memiliki populasi itik yang cukup signifikan, namun secara nasional posisinya tidak terlalu menonjol. Nilai populasi itik NTT pada tahun 2024 ini juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nilai populasi itik di Indonesia.
Berdasarkan data perbandingan dengan provinsi lain, beberapa provinsi menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan NTT. Data ini mengindikasikan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi populasi itik di NTT. Perlu dilakukan penelitian mendalam untuk memahami penyebab penurunan populasi itik ini dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penurunan populasi itik di NTT pada tahun 2024 ini menjadi perhatian serius. Perlu adanya upaya dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, peternak, dan peneliti, untuk menjaga dan meningkatkan populasi itik di NTT. Dengan memahami penyebab penurunan ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat, diharapkan populasi itik di NTT dapat kembali pulih dan berkembang di masa depan.
Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara menempati posisi ranking 18 secara nasional dengan nilai populasi Itik/Itik Manila sebesar 162.767 ekor. Pertumbuhan di Sulawesi Tenggara menunjukkan angka positif sebesar 8.92%.
(Baca: Populasi Domba di Papua Barat | 2024)
Jambi
Dengan nilai populasi sebesar 154.478 ekor, Jambi menempati ranking 19 secara nasional. Namun, Jambi mengalami penurunan drastis turun 74.3%, menunjukkan adanya tantangan besar dalam mempertahankan populasi itik di wilayah tersebut.
Riau
Riau mencatatkan nilai populasi sebesar 150.981 ekor, menempatkannya di ranking 20 secara nasional. Penurunan populasi di Riau juga cukup signifikan, turun 47.43%, mengindikasikan permasalahan serupa dengan Jambi.
Bengkulu
Bengkulu berada di ranking 22 secara nasional dengan nilai populasi 134.411 ekor. Penurunan populasi di Bengkulu turun 39.17% menjadi perhatian serius dan memerlukan tindakan strategis untuk pemulihan.
Sulawesi Utara
Provinsi Sulawesi Utara menempati urutan 23 secara nasional dengan populasi Itik/Itik Manila sebesar 130.578 ekor. Pertumbuhannya mengalami kenaikan 1.63%
Maluku Utara
Provinsi Maluku Utara menempati ranking 24 secara nasional dengan nilai populasi Itik/Itik Manila sebesar 126.486 ekor. Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 823.66%.