Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir Menurut Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 617,44 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 8,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini juga lebih besar Rp 48,89 miliar dibandingkan tahun 2023. Peningkatan ini menandakan adanya perkembangan signifikan dalam sektor logistik di Nusa Tenggara Timur.
Secara historis, pertumbuhan PDRB sektor ini di Nusa Tenggara Timur cukup fluktuatif. Dari tahun 2010 hingga 2024, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018, yaitu sebesar 14,39%. Namun, terdapat penurunan pada tahun 2021 turun 2,04%. Rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (2020-2024) adalah sekitar 5,96%, menunjukkan bahwa pertumbuhan tahun 2024 lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir. Rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir adalah 5,88%.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMP Negeri Laki-Laki Periode 2017-2024)
Ranking Nusa Tenggara Timur dalam PDRB sektor logistik di tingkat pulau Nusa Tenggara dan Bali adalah ke-2 pada tahun 2024, sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Sementara itu, ranking secara nasional adalah ke-21. Nilai PDRB Nusa Tenggara Timur memang masih berada di bawah beberapa provinsi lain di Indonesia, namun pertumbuhan positif ini menunjukkan potensi besar untuk pengembangan sektor logistik di masa depan.
Kenaikan tertinggi PDRB sektor ini di Nusa Tenggara Timur terjadi pada tahun 2018 dengan selisih Rp 57 miliar, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan selisih minus Rp 10 miliar. Fluktuasi ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi global dan regional, serta kebijakan pemerintah terkait sektor logistik. Anomali terjadi pada tahun 2021 dimana PDRB mengalami penurunan yang tidak sejalan dengan tren pertumbuhan positif secara umum.
Secara keseluruhan, PDRB ADHB Sektor Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir di Nusa Tenggara Timur menunjukkan tren positif dalam jangka panjang, meskipun terdapat fluktuasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan pada tahun 2024 yang lebih tinggi dari rata-rata lima tahun terakhir menunjukkan bahwa sektor logistik di provinsi ini memiliki potensi untuk terus berkembang.
Jambi
Provinsi Jambi menduduki peringkat ke-18 secara nasional dan ke-5 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 802,35 miliar. Pertumbuhan PDRB Jambi mencapai 4,4%. Meskipun berada di peringkat yang cukup baik di Sumatera, pertumbuhan Jambi ini relatif moderat dibandingkan beberapa provinsi lain.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Aneka Barang dan Jasa di Kota Padang Sidimpuan 2018 - 2024)
Riau
Riau menempati posisi ke-19 secara nasional dan ke-6 di Pulau Sumatera, dengan nilai PDRB tercatat sebesar Rp 728,97 miliar. Pertumbuhan PDRB Riau adalah 12,83%. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang kuat dibandingkan provinsi lain di Sumatera, menandakan perkembangan pesat di sektor logistik Riau.
Kep. Bangka Belitung
Dengan nilai PDRB Rp 680,46 miliar, Kepulauan Bangka Belitung berada di peringkat ke-20 secara nasional dan ke-7 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan PDRB provinsi ini hanya 0,7%. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, pertumbuhan Bangka Belitung tergolong lambat, memerlukan perhatian lebih untuk mendorong sektor logistik.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 610,05 miliar dan menduduki peringkat ke-22 secara nasional. Di Pulau Sulawesi, Sulawesi Utara berada di urutan ke-2. Pertumbuhan PDRB provinsi ini mencapai 10,47%. Peringkat ini menunjukkan bahwa sektor logistik Sulawesi Utara cukup berkembang.
Kep. Riau
Kepulauan Riau berada di peringkat ke-23 secara nasional dan ke-8 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 494,3 miliar. Pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau mencapai 1,89%. Meskipun memiliki potensi maritim yang besar, pertumbuhan sektor logistik di Kepulauan Riau perlu ditingkatkan untuk bersaing dengan provinsi lain.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat menempati peringkat ke-24 secara nasional dan ke-3 di Pulau Nusa Tenggara dan Bali. Nilai PDRB tercatat sebesar Rp 477,4 miliar, dengan pertumbuhan sebesar 2,99%. Peringkat dan pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor logistik di NTB masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan provinsi lain.