Kementerian Pertanian mencatat produksi petsai/sawi di Provinsi Maluku pada tahun 2024 sebesar 2845 ton. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan produksi sebesar 257.13 ton atau -9.04%. Walaupun demikian, produksi tahun 2024 masih lebih baik dibandingkan rata-rata produksi 3 tahun terakhir (2021-2023) yang hanya 3494 ton. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 3301.8 ton, produksi tahun 2024 sedikit lebih rendah.
Secara historis, produksi petsai/sawi di Maluku mengalami fluktuasi. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan pertumbuhan 624.24%, namun diikuti penurunan tajam di tahun 2004 dengan -43.86%. Pada tahun 2018 sempat naik 38.19%. Produksi terendah tercatat pada tahun 2011 hanya 155 ton. Anomali terjadi pada periode 2004-2006 yang mengalami fluktuasi ekstrem, berbeda dengan tren yang lebih stabil dalam 5 tahun terakhir.
(Baca: Jumlah Penduduk di Jawa Tengah 2018 - 2024)
Pada tahun 2024, Maluku berada di peringkat pertama untuk produksi petsai/sawi di wilayah pulau Maluku. Secara nasional, Maluku menempati peringkat ke-24.
Papua Tengah
Provinsi Papua Tengah menempati ranking pertama di pulau Papua dengan nilai produksi petsai/sawi sebesar 3164.28 ton. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar 42.88 ton atau 1.37%. Posisi ini menempatkan Papua Tengah di urutan ke-21 secara nasional. Secara pertumbuhan, angka ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik dibandingkan beberapa tahun sebelumnya, yang cenderung fluktuatif.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di urutan ke-7 di Pulau Sumatera dengan total produksi petsai/sawi mencapai 3128.12 ton. Terjadi penurunan yang signifikan turun 23.57%, setara dengan 964.88 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini membawa Sumatera Selatan ke peringkat ke-22 secara nasional. Angka ini menunjukkan perlunya evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sawi di wilayah ini, mengingat penurunannya cukup drastis.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Industri Furnitur di Kalimantan Selatan | 2024)
Kep. Riau
Dengan produksi petsai/sawi sebesar 2900.03 ton, Kepulauan Riau menduduki peringkat ke-8 di Pulau Sumatera. Pertumbuhan positif sebesar 14.4% atau 365.03 ton dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini mengantarkan Kepulauan Riau ke posisi 23 secara nasional. Pertumbuhan ini menandakan keberhasilan upaya peningkatan produksi di wilayah tersebut.
Aceh
Aceh mencatatkan produksi petsai/sawi sebesar 2370.28 ton, menempatkannya di peringkat ke-9 di Pulau Sumatera. Terjadi penurunan turun 22.41% atau 684.72 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menyebabkan Aceh berada di peringkat ke-25 secara nasional. Dibandingkan wilayah lain di Sumatera, penurunan produksi di Aceh menjadi perhatian tersendiri, memerlukan identifikasi penyebab dan upaya perbaikan.
DKI Jakarta
DKI Jakarta berada di peringkat ke-6 di Pulau Jawa dengan produksi petsai/sawi sebesar 1950.27 ton. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sangat kecil yakni -0.04% atau 0.73 ton. Penurunan yang sangat tipis membuat Jakarta berada di peringkat ke-26 secara nasional. Stabilitas produksi di Jakarta, meski sedikit menurun, menunjukkan konsistensi dalam menjaga pasokan sayuran.
Papua
Provinsi Papua menempati urutan ke-2 di Pulau Papua dengan nilai produksi petsai/sawi sebesar 1585.52 ton. Terjadi penurunan sangat signifikan turun 75.27%, setara dengan 4826.48 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan penurunan ini, Papua berada di urutan ke-27 secara nasional. Data ini mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam produksi petsai/sawi di Papua, memerlukan investigasi mendalam untuk mencari solusi.