Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase rumah tangga dengan status kepemilikan rumah kontrak/sewa di perkotaan dan perdesaan di Sumatera Barat pada tahun 2024 sebesar 7,14 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (2023) yang mencapai 12,88 persen. Penurunan ini cukup signifikan dengan selisih turun 5,64 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024), persentase sewa rumah di Sumatera Barat mengalami penurunan.
Secara historis, nilai tertinggi persentase rumah tangga sewa di Sumatera Barat terjadi pada tahun 2023 dengan angka 12,88 persen, sementara nilai terendah terjadi pada tahun 2024 dengan 7,14 persen. Anomali terjadi pada tahun 2024, di mana terjadi penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dan juga rata-rata 5 tahun terakhir. Fluktuasi terlihat jelas dalam periode 2019-2024, di mana persentase sempat mencapai titik tertinggi, lalu mengalami penurunan tajam.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Pulau Morotai Menurut Sektor pada 2024)
Secara peringkat di Pulau Sumatera, Sumatera Barat menempati urutan ke-4 pada tahun 2024. Untuk ranking secara nasional, Sumatera Barat berada di urutan ke-10. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ranking di pulau tetap sama. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan persentase sewa, posisi Sumatera Barat di antara provinsi lain di Sumatera tidak mengalami perubahan signifikan.
Jika melihat data lima tahun terakhir, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 12,51 persen, dengan kenaikan 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2024 sebesar 7,14 persen, dengan penurunan -5.64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan fluktuasi yang cukup besar dalam tren persentase rumah tangga sewa di Sumatera Barat.
Penurunan persentase rumah tangga sewa di Sumatera Barat pada tahun 2024 menjadi perhatian. Meskipun secara peringkat di pulau Sumatera tidak mengalami perubahan, penurunan yang signifikan ini perlu dianalisis lebih lanjut faktor-faktor penyebabnya. Ini penting untuk memahami dinamika kepemilikan rumah dan aksesibilitas perumahan bagi masyarakat di Sumatera Barat.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara menempati peringkat ke-7 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 9,34 persen. Meskipun nilai ini lebih tinggi dari Sumatera Barat, Kalimantan Utara mencatatkan pertumbuhan negatif turun 3,04 persen. Besar selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah -0,29. Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional, persentase rumah tangga sewa di Kalimantan Utara relatif lebih tinggi, namun tren penurunannya perlu menjadi perhatian.
(Baca: Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 16.563,4 per Dolar AS (Rabu, 22 Oktober 2025))
Riau
Provinsi Riau berada di urutan ke-8 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 7,98 persen. Pertumbuhan di Riau juga negatif, yaitu -3,98 persen. Persentase ini sedikit di atas Sumatera Barat, namun dengan tren penurunan yang juga perlu diwaspadai. Dengan selisih nilai dengan tahun sebelumnya turun 0,33, Riau menunjukkan kondisi yang serupa dengan beberapa provinsi lain yang mengalami penurunan dalam persentase rumah tangga sewa.
Papua Tengah
Papua Tengah menempati peringkat ke-9 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 7,8 persen. Data menunjukkan bahwa Papua Tengah memiliki nilai yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Sumatera Barat. Provinsi ini menunjukkan bahwa akses terhadap perumahan dengan status kepemilikan sewa masih menjadi alternatif bagi sebagian masyarakat di Papua Tengah.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya berada di urutan ke-11 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 6,86 persen. Nilai ini lebih rendah dibandingkan Sumatera Barat. Kondisi ini menunjukkan bahwa preferensi atau ketersediaan opsi kepemilikan rumah lainnya mungkin lebih dominan di Papua Barat Daya, atau akses terhadap rumah sewa lebih terbatas. Dengan nilai tersebut, Papua Barat Daya menggambarkan dinamika kepemilikan rumah yang unik di wilayah tersebut.
Papua Barat
Papua Barat menempati urutan ke-12 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 6,8 persen. Papua Barat memiliki persentase sewa yang sedikit di bawah Papua Barat Daya. Fakta ini menunjukkan bahwa di kedua wilayah tersebut, kepemilikan rumah mungkin lebih umum dibandingkan dengan menyewa, atau alternatif perumahan lain lebih diminati.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta berada di urutan ke-13 secara nasional dengan persentase rumah tangga sewa sebesar 6,39 persen. DI Yogyakarta memiliki nilai terendah di antara provinsi-provinsi yang dibandingkan, dengan pertumbuhan positif sebesar 5,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tren di DI Yogyakarta berbeda dengan provinsi lainnya, di mana persentase rumah tangga sewa justru mengalami peningkatan, menunjukkan dinamika pasar perumahan yang unik di wilayah tersebut.