Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin perdesaan di Sumatera Utara pada tahun 2025 mencapai 503.710 jiwa. Data ini menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan sebesar 3.4%. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata 3 semester terakhir (2023-2024) yaitu 528.670 jiwa, kondisi tahun 2025 menunjukkan penurunan jumlah penduduk miskin perdesaan.
Dibandingkan dengan 5 semester terakhir (2023-2025), rata-rata jumlah penduduk miskin perdesaan di Sumatera Utara adalah 531.160 jiwa. Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam penanganan kemiskinan di perdesaan dalam kurun waktu tersebut. Secara persentase, pertumbuhan tertinggi dalam 5 semester terakhir terjadi pada tahun 2015 sebesar 10.28%. Sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2016 yaitu -0.38%.
(Baca: Tenaga Kependidikan SMP Swasta Laki-Laki Periode 2017-2024)
Pada tahun 2025, Sumatera Utara berada di peringkat ke-4 di Pulau Sumatera dalam hal jumlah penduduk miskin perdesaan. Peringkat ini naik dari semester sebelumnya yang berada di peringkat ke-8. Secara nasional, Sumatera Utara berada di peringkat ke-8. Nilai penduduk miskin perdesaan di Sumatera Utara ini lebih tinggi dibandingkan beberapa provinsi lain di Sumatera seperti Aceh dan Sumatera Selatan.
Dari data historis, kenaikan tertinggi jumlah penduduk miskin perdesaan di Sumatera Utara terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 935.000 jiwa. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2025 sebesar 487.140 jiwa. Terjadi fluktuasi dalam periode 2017 hingga 2024, dengan kecenderungan penurunan, namun kembali meningkat sedikit pada tahun 2024 sebelum kembali menurun di tahun 2025.
Terjadi anomali pada tahun 2024 dimana terjadi kenaikan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan 3 semester sebelumnya, rata-rata jumlah penduduk miskin perdesaan masih lebih tinggi. Ini mengindikasikan bahwa program penanggulangan kemiskinan di Sumatera Utara perlu terus ditingkatkan untuk mencapai hasil yang lebih signifikan.
Lampung
Provinsi Lampung menempati posisi pertama di Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin perdesaan sebesar 300.890 jiwa. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 5.93% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren penurunan yang cukup baik, mengindikasikan efektivitas program penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut. Kondisi ini menjadikan Lampung sebagai daerah dengan penanganan kemiskinan perdesaan yang paling baik di Sumatera.
(Baca: Nilai Investasi PMA Sektor Pertambangan Periode 2013-2023)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di peringkat ke-2 di Pulau Sumatera, dengan jumlah penduduk miskin perdesaan mencapai 326.810 jiwa. Penurunan sebesar 7.29% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan signifikan. Rata-rata pertumbuhan kemiskinan di wilayah ini juga menunjukkan tren positif. Sumatera Selatan terus berupaya menekan angka kemiskinan di perdesaan melalui berbagai program dan kebijakan yang berkelanjutan.
Aceh
Aceh menduduki peringkat ke-3 di Pulau Sumatera dengan 470.290 jiwa penduduk miskin perdesaan. Terjadi penurunan sebesar 2.67% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih kecil dibandingkan provinsi lainnya di Sumatera. Meski demikian, Aceh terus berupaya meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya, dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan. Aceh menempati ranking ke-9 se Indonesia.
Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 530.510 jiwa penduduk miskin perdesaan, dan berada di peringkat pertama di Pulau Sulawesi. Sulawesi Selatan mengalami penurunan sebesar 3.59% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa program-program pengentasan kemiskinan di pedesaan Sulawesi Selatan berjalan cukup efektif. Dengan angka ini, Sulawesi Selatan menempati peringkat ke-7 secara nasional.
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan memiliki jumlah penduduk miskin perdesaan 605.120 jiwa, menduduki peringkat pertama di Pulau Papua. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 5.27%. Papua Pegunungan juga menempati urutan ke 6 secara nasional. Hal ini menunjukkan adanya upaya perbaikan dalam penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut, meski masih menghadapi tantangan geografis dan infrastruktur yang signifikan.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki 657.850 jiwa penduduk miskin perdesaan, dan menduduki peringkat ke 2 di Pulau Nusa Tenggara dan Bali. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 5.99%. NTB terus berupaya menekan angka kemiskinan di perdesaan melalui berbagai program dan kebijakan yang berkelanjutan, dengan fokus pada sektor pertanian dan pariwisata. Nusa Tenggara Barat menempati urutan ke 5 secara nasional.