Laporan terbaru aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas menunjukkan, Tangerang merupakan kota dengan polusi udara terburuk di Indonesia sepanjang September 2023.
Kadar polusi udara di Tangerang dihitung berdasarkan tingkat polusi particulate matter (PM) 2.5. Tercatat, wilayah ini memiliki rata-rata konsentrasi PM2.5 sebanyak 57 mikrogram per meter kubik.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), standar kualitas udara ideal memiliki bobot konsentrasi PM 2.5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik.
Berdasarkan indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat US EPA, tingkat polusi udara PM 2.5 pada rentang 0-12 mikrogram per meter kubik artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 12,1-35,4 mikrogram per meter artinya kualitas udara sedang atau moderat, dan rentang 35,5-55,4 mikrogram per meter kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Selanjutnya, kualitas udara tidak sehat berada di rentang 55,5-150,4 mikrogram per meter, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 150,5-250,4 mikrogram per meter, dan kualitas udara berbahaya atau beracun memiliki rentang lebih dari 250,4 mikrogram per meter.
(Baca: Mengenal Wujud PM 2.5 dan PM 10 Penyebab Polusi Udara di Jakarta)
Jika merujuk indeks tersebut, maka kualitas udara di Tangerang tergolong tidak sehat. Selain itu, terdapat satu kota lainnya sepanjang September 2023 yang masuk dalam kategori tidak sehat, yaitu Tangerang Selatan dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 sebanyak 56 mikrogram per meter kubik
Co-founder & CEO of Nafas Nathan Roestandy mengatakan bahwa September merupakan bulan penuh keriaan, di mana ada banyak acara outdoor yang diselenggarakan secara besar-besaran. Mulai dari festival musik, event olahraga, dan sebagainya.
Secara umum, Nathan melanjutkan, rata-rata tingkat polusi bulanan pada September 2023 terlihat ada sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. “Namun, lonjakan polusi masih rutin terjadi di berbagai daerah setiap harinya. Ini artinya kualitas udara belum benar-benar membaik,” kata Nathan dilansir dari laporan tersebut.
Berikut 10 kota dengan tingkat polusi udara PM 2.5 tertinggi pada September 2023:
- Tangerang: 57 mikrogram per meter kubik (tidak sehat)
- Tangerang Selatan: 56 mikrogram per meter kubik (tidak sehat)
- Bogor: 48 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Bekasi: 48 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Bandung Raya: 48 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Depok: 45 mikrogram per meter kubik (moderat)
- DKI Jakarta: 44 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Semarang: 39 mikrogram per meter kubik (moderat)
- DI Yogyakarta: 38 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Malang Raya: 37 mikrogram per meter kubik (moderat)
Adapun Nafas juga melaporkan, pada September lalu, ada waktu-waktu di mana Jabodetabek menikmati kualitas udara cukup baik pada waktu siang menjelang sore hari.
Menurut pemantauan Nafas, dari rata-rata kejadian udara cukup baik ini (moderat) tingkat PM2.5 terendah terjadi pada waktu siang-sore hari berkisar pada konsentrasi PM2.5 per jam sebesar 22 - 26 per meter kubik di rentang waktu 11.00 - 17.00.
“Dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 per jam yang bervariasi, serta dibantu kecepatan angin sebesar 7-10 meter per detik, langit Jabodetabek di waktu-waktu tersebut terlihat cukup bersih dan berwarna biru jernih,” kata Nafas dalam laporannya.
(Baca: 10 Daerah di Indonesia dengan Udara Paling Bersih Malam Ini (Senin, 9 Oktober 2023))