Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, dalam 22 pekan pertama tahun 2023, atau di kisaran periode Januari-Mei, terdapat 35.694 kasus demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, dalam konferensi pers daring bertajuk Peringatan ASEAN Dengue Day, Senin (12/6/2023).
Selama periode Januari-Mei 2023, Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus DBD terbanyak di Indonesia, yakni 6.398 kasus. Diikuti Bali 3.678 kasus, Jawa Tengah 3.068 kasus, dan Jawa Timur 2.551 kasus.
Pada periode sama, Kemenkes juga melaporkan ada ratusan kasus kematian akibat DBD yang tercatat.
“Total kasus kematian DBD mencapai 270 kasus sampai (pekan ke-22) tahun 2023. Kasus kematian tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, dan Kalimantan Timur,” ujar Imran Pambudi dalam konferensi pers.
Ia juga menyatakan, tahun ini kasus demam berdarah berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El-Nino.
"Kasus (DBD) tinggi akan terjadi pada saat adanya El-Nino, (iklim) kering dan suhu (udara) meningkat. Ada penelitian bahwa nyamuk semakin ganas kalau dia berada di suhu yang panas. Frekuensi dia menggigit akan meningkat 3-5 kali lipat pada saat suhu meningkat," kata Imran.
"Tahun ini kita perlu waspada, karena kita sekarang masuk ke El-Nino," lanjutnya.
(Baca juga: 10 Provinsi di Indonesia dengan Laporan Kasus Rabies Terbanyak April 2023, Bali Mendominasi)