Menurut survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua usia di Indonesia mencapai 1,7% pada 2023.
Jika dipecah per provinsi, prevalensi diabetes melitus tertinggi berada di DKI Jakarta, yaitu mencapai 3,1%.
Posisinya diikuti DI Yogyakarta dengan prevalensi diabetes melitus 2,9% dan Kalimantan Timur 2,3%.
Sementara provinsi dengan prevalensi diabetes melitus terendah adalah Papua Pegunungan, yaitu hanya 0,2%.
Berikut daftar 10 provinsi dengan prevalensi diabetes melitus tertinggi nasional pada 2023:
- DKI Jakarta: 3,1%
- DI Yogyakarta: 2,9%
- Kalimantan Timur: 2,3%
- Jawa Timur: 2,2%
- Bangka Belitung: 2,1%
- Sulawesi Utara: 2,1%
- Banten: 1,9%
- Jawa Tengah: 1,8%
- Jawa Barat: 1,7%
- Bali: 1,7%
Survei Kemenkes juga menemukan, jenis diabetes melitus yang banyak diderita masyarakat adalah tipe 2, proporsinya mencapai 50,1%.
Kemudian 16,9% responden menderita diabetes melitus tipe 1, lalu 2,6% mengalami diabetes gestasional, dan 30,3% lainnya tidak tahu jenis diabetes yang dideritanya.
Menurut Eva Susanti, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, penyakit diabetes dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gaya hidup, riwayat keluarga yang memiliki diabetes, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi gula yang tinggi secara terus-menerus.
Diabetes juga berisiko menimbulkan berbagai penyakit lain.
"Diabetes itu adalah mother of all diseases. Kalau tidak terkontrol, dia bisa terkena penyakit jantung, stroke, ginjal yang akan lebih berat lagi masalahnya, akan lebih berat lagi biayanya," kata Eva, dilansir dari laman resmi Kemenkes (10/1/2024).
Kemenkes menyatakan diabetes dapat dicegah dengan mempertahankan berat badan ideal, rutin beraktivitas fisik 30 menit setiap hari, makan makanan sehat, mengurangi asupan gula, garam dan lemak jenuh, serta menghindari konsumsi rokok dan alkohol.
(Baca: Prevalensi Diabetes Indonesia Naik Jadi 11,7% pada 2023