Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk laki-laki dan perempuan di kota dan desa yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir di DI Yogyakarta pada tahun 2024 adalah 28.82 persen. Data historis menunjukkan adanya fluktuasi selama periode 2000-2024. Pada tahun 2024, terjadi kenaikan sebesar 1.86 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara umum, persentase ini menunjukkan dinamika kondisi kesehatan masyarakat di DI Yogyakarta.
Secara historis, persentase tertinggi keluhan kesehatan di DI Yogyakarta terjadi pada tahun 2007, mencapai 44.39 persen. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2022 dengan angka 30.2 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 34.18 persen, angka tahun 2024 lebih rendah. Namun, perlu dicatat bahwa data ini fluktuatif, menunjukkan adanya variasi kondisi kesehatan dari tahun ke tahun.
(Baca: Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Perempuan di Kalimantan Tengah | 2024)
Ranking DI Yogyakarta menurut pulau Jawa pada tahun 2024 adalah ketiga. Untuk ranking se-Indonesia, DI Yogyakarta berada pada peringkat ke-10. Ini menunjukkan bahwa, secara relatif, DI Yogyakarta memiliki persentase keluhan kesehatan yang lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain di Indonesia. Namun, posisinya di Pulau Jawa menunjukkan ada provinsi lain di pulau yang sama dengan kondisi kesehatan yang lebih baik.
Anomali terlihat pada tahun 2022, dengan penurunan persentase yang signifikan. Penurunan ini diikuti dengan kenaikan kembali pada tahun 2023. Tahun 2024 kembali mengalami penurunan. Fluktuasi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan kebijakan kesehatan, kondisi lingkungan, atau pola perilaku masyarakat.
Secara keseluruhan, data dari BPS menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat di DI Yogyakarta mengalami dinamika. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, penting untuk terus memantau dan mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan masyarakat agar dapat diambil tindakan yang tepat.
Lampung
Lampung menempati urutan ketiga di Pulau Sumatera dengan persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan sebesar 29.54 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 10.68 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan provinsi lain di pulau Sumatera, Lampung menunjukkan angka yang relatif tinggi.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Sabun Mandi di Kab. Purwakarta 2018 - 2024)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Kalimantan dengan persentase keluhan kesehatan sebesar 29 persen. Pertumbuhan indikator di wilayah ini adalah sebesar 4.47 persen. Peringkat Kalimantan Selatan berada pada urutan kedelapan secara nasional.
Jawa Barat
Jawa Barat mencatatkan persentase penduduk dengan keluhan kesehatan sebesar 28.88 persen dan menempati urutan kedua di Pulau Jawa. Pertumbuhan indikator ini di wilayah Jawa Barat menunjukkan angka 14.29 persen. Secara nasional, Jawa Barat berada pada ranking kesembilan.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung menempati urutan keempat di Pulau Sumatera dengan persentase 28.8 persen. Dengan pertumbuhan yang relatif rendah yaitu 0.52 persen, provinsi ini berada di urutan ke-11 secara nasional.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati urutan keempat di Pulau Jawa dengan persentase 28.75 persen. Dengan pertumbuhan sebesar 5.27 persen, Jawa Timur berada pada ranking ke-12 secara nasional.
Bengkulu
Bengkulu berada di urutan kelima di Pulau Sumatera dengan persentase 28.27 persen. Pertumbuhan di Bengkulu menunjukkan angka 1.65 persen. Peringkat Bengkulu secara nasional adalah ke-13.