Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Keparahan Kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada tahun 2024 sebesar 0.12 poin indeks. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar 71.43 persen. Namun, jika dilihat dari nilainya, terjadi peningkatan sebesar 0.05 poin indeks dari 0.07 poin indeks pada tahun 2023. Kenaikan ini perlu menjadi perhatian khusus, meski masih berada di bawah rata-rata nilai indeks pada lima tahun terakhir.
Data historis menunjukkan fluktuasi indeks keparahan kemiskinan di Deli Serdang. Periode 2019-2024, indeks sempat mencapai titik terendah pada tahun 2023 sebesar 0.07 poin indeks. Namun, terjadi lonjakan signifikan di tahun 2024. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2024. Sementara kenaikan tertinggi dalam 21 tahun terakhir justru terjadi di tahun 2006, yang mencapai 135.71 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Pengadaan Listrik dan Gas di Jawa Barat | 2024)
Secara regional, ranking Keparahan Kemiskinan Kabupaten Deli Serdang di Sumatera Utara berada di urutan 127. Sedangkan secara nasional berada di urutan 428. Posisi ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan kemiskinan di Deli Serdang masih perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan daerah lain di Sumatera Utara dan Indonesia.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023), nilai indeks tahun 2024 lebih rendah. Rata-rata indeks tiga tahun terakhir adalah 0.13 poin indeks. Artinya, meskipun terjadi kenaikan dari tahun 2023, secara umum kondisi keparahan kemiskinan di Deli Serdang masih lebih baik dibandingkan periode tersebut.
Anomali terlihat pada tahun 2024, di mana terjadi peningkatan signifikan setelah penurunan drastis di tahun 2023. Peningkatan ini perlu dianalisis lebih lanjut. Hal ini penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks keparahan kemiskinan di Deli Serdang. Sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Kota Batam
Kota Batam menempati urutan 127 di Pulau Sumatera dalam hal Indeks Keparahan Kemiskinan. Dengan nilai 0.12 poin indeks, menunjukkan kondisi yang relatif sama dengan daerah lain yang berada di peringkat tersebut. Pertumbuhan indeks menunjukkan penurunan sebesar 7.69 persen, mengindikasikan adanya perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, posisi ranking yang tidak banyak berubah menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan perlu terus dioptimalkan untuk mencapai hasil yang lebih signifikan.
(Baca: Pengangguran di Kabupaten Nias Barat 0,8% | 2023)
Kabupaten Tebo
Kabupaten Tebo, dengan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan 0.12 poin indeks, memiliki posisi yang sama dengan beberapa daerah lain di Pulau Sumatera yang berada di urutan 127. Penurunan yang cukup signifikan sebesar 29.41 persen menunjukkan adanya progres dalam mengurangi tingkat keparahan kemiskinan di wilayah ini. Namun, konsistensi dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tetap diperlukan agar tren positif ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan penduduk.
Kota Gorontalo
Kota Gorontalo mencatatkan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0.12 poin indeks. Ini menempatkan daerah ini di urutan ke-73 di pulau Sulawesi. Pertumbuhan indeks menunjukkan kenaikan sebesar 9.09 persen. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih dalam upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah ini. Meskipun demikian, dengan strategi yang tepat dan implementasi yang efektif, diharapkan Kota Gorontalo dapat terus berupaya menekan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kota Jakarta Pusat
Kota Jakarta Pusat memiliki nilai Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0.12 poin indeks. Hal ini menjadikannya berada pada urutan ke-104 di Pulau Jawa. Pertumbuhan indeks menunjukkan penurunan yang cukup besar, yakni sebesar 33.33 persen. Ini menandakan adanya kemajuan signifikan dalam mengurangi tingkat keparahan kemiskinan. Namun, tantangan urbanisasi dan kesenjangan sosial tetap menjadi perhatian utama. Untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kota Padang Sidimpuan
Kota Padang Sidimpuan, dengan nilai Indeks Keparahan Kemiskinan 0.12 poin indeks, menempati urutan 127 di Pulau Sumatera. Penurunan pertumbuhan indeks sebesar 29.41 persen menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Namun, konsistensi dan inovasi dalam program-program pembangunan tetap diperlukan agar hasil yang dicapai dapat lebih optimal. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan akses terhadap layanan dasar menjadi kunci dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata di Kota Padang Sidimpuan.