Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor pengadaan listrik dan gas Kota Cirebon pada tahun 2024 sebesar Rp 165.170 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,22% dibandingkan tahun 2023. Nilai ini menempatkan Kota Cirebon pada peringkat ke-26 di Pulau Jawa. Dalam lima tahun terakhir, nilai PDRB sektor ini di Kota Cirebon cenderung fluktuatif. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2020 sebesar 6,58%, sementara kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2023 sebesar 10,08%.
Jika dibandingkan dengan rata-rata PDRB 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp 163.620 juta, PDRB tahun 2024 sedikit lebih tinggi. Namun jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar Rp 153.030 juta, PDRB tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik. Peringkat Kota Cirebon di Pulau Jawa untuk sektor ini juga fluktuatif dalam lima tahun terakhir, dengan peringkat terendah ke-27 pada tahun 2021 dan peringkat tertinggi ke-19 pada tahun 2013.
(Baca: Sektor Utama Penggerak Perekonomian di Kabupaten Sanggau pada 2024)
Dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa, Kota Cirebon berada di peringkat tengah bawah. Sementara itu, belum ada data pembanding dari daerah lain pada tahun 2024 yang tersedia, sehingga sulit untuk menilai posisi Kota Cirebon secara keseluruhan. Anomali terjadi pada tahun 2020 ketika terjadi penurunan yang signifikan, yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi sektor pengadaan listrik dan gas.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2013 dengan pertumbuhan 13.6%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan -6.58%. PDRB ADHB sektor pengadaan listrik dan gas Kota Cirebon menunjukkan ketidakstabilan dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan kebijakan.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, PDRB sektor ini masih menunjukkan potensi pertumbuhan jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir. Pemerintah Kota Cirebon perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi PDRB sektor pengadaan listrik dan gas untuk merumuskan kebijakan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin menempati posisi puncak di Pulau Kalimantan dengan nilai PDRB mencapai Rp 182.250 juta. Angka ini mencerminkan pertumbuhan signifikan sebesar 8.56% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pencapaian ini, Kota Banjarmasin menduduki peringkat ke-32 secara nasional, menunjukkan kontribusi besar sektor pengadaan listrik dan gas terhadap perekonomian kota. Pertumbuhan yang kuat ini mengindikasikan efisiensi dan investasi yang baik dalam sektor energi di Banjarmasin.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan di Riau | 2024)
Kabupaten Kubu Raya
Kabupaten Kubu Raya menempati peringkat kedua di Pulau Kalimantan dengan nilai PDRB sebesar Rp 170.950 juta. Pertumbuhan sebesar 7.5% mengantarkan Kubu Raya pada peringkat ke-33 secara nasional. Nilai ini mencerminkan perkembangan signifikan dalam sektor pengadaan listrik dan gas di wilayah ini. Dengan selisih nilai yang tidak terlalu jauh dari Kota Banjarmasin, Kubu Raya menunjukkan potensi besar untuk terus meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Kalimantan.
Kabupaten Lampung Timur
Kabupaten Lampung Timur berada di peringkat keenam di Pulau Sumatera, dengan nilai PDRB yang tercatat sebesar Rp 168.740 juta. Meskipun mengalami kontraksi turun 25.24%, Lampung Timur tetap berada di peringkat ke-34 secara nasional. Penurunan ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya dan merumuskan langkah-langkah perbaikan agar sektor ini dapat kembali tumbuh dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian daerah. Penurunan yang cukup tajam ini menjadi perhatian khusus bagi pengembangan sektor energi di wilayah ini.
Kota Samarinda
Kota Samarinda menduduki peringkat ketiga di Pulau Kalimantan, mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 164.590 juta. Pertumbuhan sebesar 16.11% membawa Samarinda ke peringkat ke-36 secara nasional. Pertumbuhan yang signifikan ini menunjukkan efektivitas kebijakan dan investasi di sektor pengadaan listrik dan gas di kota ini. Dengan posisi yang solid di Kalimantan, Samarinda berpotensi menjadi pusat energi yang penting di wilayah tersebut. Pertumbuhan ini memberikan harapan positif bagi perkembangan sektor energi di masa depan.
Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai Kartanegara menempati posisi keempat di Pulau Kalimantan dengan nilai PDRB mencapai Rp 162.030 juta. Pertumbuhan sebesar 28.11% menempatkan Kutai Kartanegara pada peringkat ke-37 secara nasional. Pertumbuhan yang sangat tinggi ini menunjukkan potensi besar sektor pengadaan listrik dan gas di wilayah ini. Dengan sumber daya alam yang melimpah, Kutai Kartanegara memiliki peluang besar untuk terus mengembangkan sektor energi dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Pertumbuhan yang signifikan ini menjadi indikator positif bagi investasi dan pengembangan sektor energi di masa mendatang.
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang berada di peringkat ketujuh di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB sebesar Rp 161.780 juta. Meskipun mengalami penurunan turun 0.37%, Deli Serdang tetap berada di peringkat ke-38 secara nasional. Stabilitas relatif ini menunjukkan bahwa sektor pengadaan listrik dan gas di Deli Serdang cukup stabil. Meskipun demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan efisiensi dan investasi agar sektor ini dapat terus tumbuh dan berkontribusi lebih besar pada perekonomian daerah.