Indonesia dikenal sebagai salah negara yang paling banyak mengkonsumsi nasi putih di dunia. Kendati demikian, proporsi konsumsi nasi putih penduduk di dalam negeri mengalami penurunan pada 2021.
Secara tren, konsumsi nasi putih penduduk Indonesia per kapita per minggu dari 2018 hingga 2020 mengalami peningkatan. Tercatat, warga makan nasi putih sebanyak 0,286 kg per minggu pada 2018, kemudian naik menjadi 0,331 per minggu pada 2019, dan meningkat menjadi 0,342 kg per minggu. Setelah itu pada 2021, konsumsi nasi putih penduduk Indonesia sebesar 0,309 kg per minggu.
Penurunan konsumsi nasi putih mingguan ini seiring dengan produksi beras di tanah air. Produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,36 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 140,73 ribu ton atau 0,45 persen dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebesar 31,50 juta ton.
Produksi beras tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 5,57 juta ton. Sementara itu, produksi beras terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 1,17 juta ton. Berbeda dengan tahun 2021, produksi beras tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan April.
Sebagai informasi, harga beras di Indonesia merangkak naik pada kuartal III 2022. Meski lonjakannya tidak drastis, peningkatan harga sudah tercatat sejak Agustus 2022, kemudian berlanjut pada September 2022 setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Rata-rata harga beras kualitas premium di Indonesia pada September 2022 tercatat naik 0,8% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom), serta meningkat 2,4% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy).
Sedangkan harga beras kualitas medium pada September 2022 rata-rata naik 0,9% secara bulanan (mom) dan meningkat 2,9% secara tahunan (yoy).
(baca: Harga Beras RI Merangkak Naik, Bagaimana di Negara Tetangga?)