Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pertokoan di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024 sebanyak 250 unit. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5.49%, atau bertambah 13 unit. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2020-2022) yaitu 234.3 unit, jumlah pertokoan tahun 2024 mengalami pertumbuhan yang lebih baik. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yaitu 238 unit, pertumbuhan tahun 2024 juga lebih baik.
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan 42.54% dan penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan 0.85%. Ranking Kepulauan Bangka Belitung menurut pulau Sumatera adalah 10. Peringkat ini stabil sejak tahun 2020 dan untuk ranking se-Indonesia berada pada posisi 23.
(Baca: Harga Gula Pasir di Pasar Tradisional Periode Juni 2024-2025)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung menempati peringkat ke-10 berdasarkan jumlah pertokoan. Untuk se-Indonesia, Kepulauan Bangka Belitung berada di urutan ke-23. Angka ini menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertokoan di Kepulauan Bangka Belitung perlu ditingkatkan lagi agar dapat bersaing dengan provinsi lain.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada tahun 2019, dengan pertumbuhan mencapai 42.54%. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan pertumbuhan 0.85%. Kondisi ini menunjukkan fluktuasi pertumbuhan jumlah pertokoan di Kepulauan Bangka Belitung.
Anomali terjadi pada tahun 2019 dengan lonjakan pertumbuhan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir, pertumbuhan tahun 2019 jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya faktor khusus yang mendorong pertumbuhan pertokoan pada tahun tersebut.
Nusa Tenggara Barat
Provinsi Nusa Tenggara Barat berada di peringkat kedua di pulau Nusa Tenggara dan Bali dengan total 382 unit pertokoan. Meskipun demikian, terjadi penurunan turun 0.53% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun persentase penurunan tidak terlalu besar, NTB perlu waspada untuk menjaga stabilitas dan daya saing sektor pertokoannya. Jika dibandingkan dengan provinsi lain di pulau tersebut, NTB masih menjadi salah satu yang terdepan. Posisi ini perlu dipertahankan dengan berbagai upaya peningkatan investasi dan pengembangan infrastruktur pendukung. Penurunan sedikit ini memberikan sinyal perlunya evaluasi terhadap kebijakan dan strategi pengembangan sektor pertokoan di NTB. Peringkat NTB secara nasional berada di urutan ke-20.
(Baca: Rasio Penggunaan Gas Rumah Tangga Periode 2015-2023)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menunjukkan kinerja yang cukup baik dalam sektor pertokoan dengan menempati urutan keempat di pulau Kalimantan, dengan jumlah pertokoan mencapai 329 unit. Pertumbuhan positif sebesar 14.24% menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mengindikasikan adanya investasi dan pengembangan sektor pertokoan yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan. Peningkatan yang signifikan ini menempatkan Kalimantan Selatan sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan sektor pertokoan yang menjanjikan di Kalimantan. Secara nasional, Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke-21. Pertumbuhan ini merupakan sinyal positif bagi perekonomian daerah dan menunjukkan potensi yang besar untuk pengembangan lebih lanjut.
Bengkulu
Provinsi Bengkulu berada di peringkat ke-9 di pulau Sumatera dengan total 273 unit pertokoan. Pertumbuhan positif sebesar 1.11% menunjukkan adanya peningkatan yang stabil meskipun tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski tidak terlalu besar, pertumbuhan ini mengindikasikan adanya upaya untuk menjaga dan meningkatkan sektor pertokoan di Bengkulu. Secara nasional, Bengkulu menempati urutan ke-22. Posisi ini menunjukkan bahwa Bengkulu memiliki potensi untuk terus berkembang dan meningkatkan daya saing sektor pertokoannya. Dengan strategi yang tepat, Bengkulu dapat menarik lebih banyak investasi dan mengembangkan sektor pertokoan secara lebih signifikan.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara menduduki peringkat ke-2 di pulau Sulawesi dengan total 164 unit pertokoan. Penurunan turun 15.03% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya tantangan yang perlu diatasi dalam sektor pertokoan di Sulawesi Utara. Meski demikian, Sulawesi Utara tetap menjadi salah satu provinsi yang memiliki potensi besar di Sulawesi. Perlu adanya evaluasi dan strategi baru untuk mengatasi penurunan ini dan kembali meningkatkan sektor pertokoan. Secara nasional, Sulawesi Utara menempati urutan ke-24. Dengan upaya yang tepat, Sulawesi Utara dapat memanfaatkan potensi yang ada dan kembali menjadi salah satu yang terdepan di Sulawesi.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan ke-3 di pulau Nusa Tenggara dan Bali dengan total 135 unit pertokoan. Penurunan turun 7.53% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya tantangan yang perlu diatasi dalam sektor pertokoan di NTT. Penurunan ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih terhadap sektor pertokoan di NTT. Secara nasional, NTT menduduki peringkat ke-25. Dengan upaya yang tepat, NTT dapat memanfaatkan potensi pariwisata dan sumber daya alam untuk meningkatkan sektor pertokoan. Pengembangan infrastruktur dan promosi yang efektif dapat membantu NTT menarik lebih banyak investasi dan mengembangkan sektor pertokoan secara lebih signifikan.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat menempati urutan ke-3 di pulau Sulawesi dengan total 107 unit pertokoan. Penurunan yang cukup signifikan turun 10.83% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya tantangan serius dalam sektor pertokoan di Sulawesi Barat. Penurunan ini menunjukkan perlunya perhatian khusus dan tindakan strategis untuk menghidupkan kembali sektor pertokoan. Secara nasional, Sulawesi Barat menduduki peringkat ke-26. Dengan inovasi dan dukungan yang tepat, Sulawesi Barat dapat mengatasi tantangan ini dan kembali mengembangkan sektor pertokoan. Investasi dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia juga dapat membantu meningkatkan daya saing sektor pertokoan di Sulawesi Barat.