Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jumlah Toko/Warung Kelontong di Sulawesi Barat pada tahun 2024 sebanyak 23.756 Unit. Data historis menunjukkan adanya pertumbuhan positif dari tahun ke tahun. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan sebesar 2.471 Unit atau 11,61%. Ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor perdagangan kelontong di provinsi ini. Pertumbuhan ini lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun terakhir (2020-2022) sebesar 8,45%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 9,85%, pertumbuhan tahun 2024 sedikit lebih tinggi.
Secara historis, kenaikan tertinggi Jumlah Toko/Warung Kelontong di Sulawesi Barat terjadi pada tahun 2020 dengan peningkatan sebesar 12,09%. Sementara itu, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan peningkatan sebesar 1,76%. Tahun 2024 menunjukkan performa yang kuat setelah tahun 2020, mengindikasikan pemulihan dan ekspansi sektor perdagangan kelontong. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, pertumbuhan cenderung fluktuatif, dengan tahun 2020 menjadi puncak pertumbuhan.
(Baca: Produktivitas Jagung Berdasarkan Kerangka Sampel Area Ksa Periode 2020-2024)
Dalam konteks regional, Sulawesi Barat menempati peringkat ke-5 di Pulau Sulawesi untuk Jumlah Toko/Warung Kelontong pada tahun 2024. Peringkat ini sama dengan tahun sebelumnya (2021). Secara nasional, Sulawesi Barat berada di peringkat ke-27. Nilai ini menunjukkan bahwa meskipun ada pertumbuhan, posisi Sulawesi Barat dalam skala nasional dan regional relatif stabil.
Jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Sulawesi, Sulawesi Barat masih berada di bawah beberapa provinsi lain dalam hal Jumlah Toko/Warung Kelontong. Hal ini mengindikasikan potensi pertumbuhan lebih lanjut di sektor ini. Pemerintah daerah dan pelaku usaha dapat memanfaatkan data ini untuk merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan yang tepat guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor perdagangan kelontong.
Secara keseluruhan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor perdagangan kelontong di Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2024. Meskipun ada fluktuasi dalam pertumbuhan historis, tren secara umum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Posisi Sulawesi Barat di tingkat regional dan nasional menunjukkan potensi untuk pertumbuhan lebih lanjut, yang dapat dicapai dengan dukungan kebijakan dan investasi yang tepat.
DKI Jakarta
DKI Jakarta menduduki peringkat ke-24 secara nasional dengan nilai 28.336 Unit. Terjadi penurunan turun 0.76% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, nilai ini masih lebih tinggi dibandingkan beberapa provinsi lain di Pulau Jawa.
(Baca: Harga Cabai Rawit di 10 Provinsi Ini Paling Mahal (Jumat, 24 Oktober 2025))
Bengkulu
Bengkulu menempati peringkat ke-25 secara nasional dengan nilai 25.708 Unit. Pertumbuhan di Bengkulu mencapai 4.58%. Peringkat ini menunjukkan bahwa Bengkulu memiliki potensi yang cukup baik dalam sektor perdagangan kelontong.
Maluku
Maluku menduduki peringkat ke-26 secara nasional dengan nilai 24.637 Unit. Pertumbuhan di Maluku mencapai 7.61%. Maluku menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Gorontalo
Gorontalo berada di peringkat ke-28 secara nasional dengan nilai 22.298 Unit. Pertumbuhan di Gorontalo mencapai 6.91%. Peringkat Gorontalo menunjukkan posisi yang relatif stabil dalam skala nasional.
Maluku Utara
Maluku Utara menempati peringkat ke-29 secara nasional dengan nilai 18.724 Unit. Pertumbuhan di Maluku Utara mencapai 6.88%. Peringkat ini menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik di wilayah ini.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung berada di peringkat ke-30 secara nasional dengan nilai 17.794 Unit. Pertumbuhan di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 3.3%. Nilai ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan kelontong di provinsi ini masih memiliki ruang untuk berkembang.