Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase desa tanpa sinyal internet di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara menunjukkan penurunan signifikan pada tahun 2024. Angka ini mencapai 3,45%, turun drastis dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 15,17%. Data historis menunjukkan fluktuasi. Setelah kenaikan pada 2019 (21,38%) dan penurunan pada 2021 (15,17%), terjadi penurunan sangat signifikan di tahun 2024. Penurunan ini juga jauh di bawah rata-rata 3 tahun sebelumnya (2019-2021).
Dibandingkan lima tahun terakhir, penurunan 77,27% di tahun 2024 merupakan perubahan paling signifikan. Tahun 2019 mencatat kenaikan tertinggi sebesar 13,23%. Peringkat Kabupaten Bombana di tingkat pulau juga berfluktuasi, berada di peringkat 6 pada tahun 2024. Peringkat ini sama dengan tahun 2020. Untuk skala nasional, Bombana berada di peringkat 43. Penurunan persentase desa tanpa sinyal menunjukkan perbaikan infrastruktur dan akses internet di wilayah tersebut.
(Baca: Jumlah Siswa SMA di Sulawesi Utara | 2024)
Secara persentase, penurunan di tahun 2024 turun 11,72% menjadi penurunan tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan upaya signifikan dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir yang menunjukkan fluktuasi kenaikan dan penurunan. Hal ini mengindikasikan perubahan signifikan dalam strategi pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bombana.
Untuk tahun 2024, Kabupaten Bombana berada di peringkat 6 untuk wilayah pulau dan peringkat 43 secara nasional. Perlu dicatat bahwa data ini hanya mencerminkan satu indikator. Analisis lebih mendalam tentang infrastruktur dan akses internet di Kabupaten Bombana memerlukan data pendukung lainnya. Data ini memberikan gambaran positif tentang perkembangan infrastruktur internet di desa-desa di Kabupaten Bombana.
Data perbandingan menunjukkan beberapa kabupaten lain di Indonesia dengan kondisi serupa. Analisis lebih lanjut dapat membandingkan strategi dan kebijakan yang diterapkan di masing-masing daerah untuk meningkatkan akses internet di desa-desa terpencil. Data ini menjadi dasar penting untuk perumusan kebijakan dan perencanaan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang lebih efektif dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Kabupaten Hulu Sungai Tengah menempati peringkat 40 secara nasional dan peringkat 9 di pulau Kalimantan. Nilai persentase desa tanpa sinyal di wilayah ini adalah 3.55%. Pertumbuhan negatif turun 78.72% menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai 3.55% menggambarkan bahwa Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih berjuang mengatasi masalah sinyal. Meski demikian, upaya pembangunan telah menghasilkan peningkatan yang cukup baik dari tahun sebelumnya.
(Baca: Tujuan Mengakses Internet Penduduk Desa dan Kota Penjualan Barang dan Jasa Periode 2019-2024)
Kabupaten Kapuas Hulu
Dengan nilai 3.55%, Kabupaten Kapuas Hulu memiliki persentase desa tanpa sinyal yang identik dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Namun, Kapuas Hulu memiliki pertumbuhan negatif yang besar, yaitu -78.72%. Posisi Kapuas Hulu sedikit lebih baik, menduduki peringkat 40 secara nasional dan peringkat 9 di pulau Kalimantan. Ini mengindikasikan bahwa, meskipun terdapat kesamaan nilai, Kapuas Hulu memiliki tantangan tersendiri dalam meningkatkan akses internet di wilayahnya.
Kabupaten Halmahera Utara
Kabupaten Halmahera Utara menempati peringkat 42 secara nasional dan peringkat 8 di pulau Maluku. Nilai indikator menunjukkan persentase desa tanpa sinyal sebesar 3.54%. Angka ini menunjukkan perbaikan akses internet yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan negatif turun 79.2% menggambarkan kemajuan yang pesat dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Halmahera Utara.
Kabupaten Sintang
Kabupaten Sintang berada di peringkat 44 secara nasional dan peringkat 11 di pulau Kalimantan. Persentase desa tanpa sinyal di wilayah ini adalah 3.44%. Pertumbuhan negatif turun 66.67% mencerminkan upaya yang sedang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan digital. Meski masih ada tantangan, Sintang menunjukkan progres yang baik dalam meningkatkan konektivitas internet di desa-desanya.
Kabupaten Pulau Morotai
Kabupaten Pulau Morotai memiliki persentase desa tanpa sinyal sebesar 3.41%. Dengan pertumbuhan negatif turun 50%, Pulau Morotai menempati peringkat 45 secara nasional dan peringkat 9 di pulau Maluku. Nilai ini menempatkan Pulau Morotai di posisi yang cukup baik dalam hal akses internet dibandingkan dengan daerah lain di sekitarnya. Pertumbuhan ini didorong oleh pembangunan dan peningkatan infrastruktur telekomunikasi yang signifikan.
Kabupaten Fak Fak
Kabupaten Fak Fak menunjukkan nilai persentase desa tanpa sinyal sebesar 3.36%. Dengan pertumbuhan negatif turun 81.48%, Fak Fak menempati peringkat 46 secara nasional dan peringkat 15 di pulau Papua. Hal ini menandakan adanya perbaikan dan peningkatan layanan internet di wilayah tersebut. Kabupaten Fak Fak merupakan daerah dengan progres yang cukup signifikan dalam menyediakan akses internet bagi masyarakat di desa-desa.