Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor industri pengolahan di perkotaan dan perdesaan Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2024 sebanyak 164.211 pekerja. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 8,18% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, jumlah ini masih di bawah rata-rata 3 tahun terakhir (2021-2023) yang mencapai 170.901 pekerja. Jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 170.829 pekerja, kondisi tahun 2024 juga menunjukkan angka yang lebih rendah.
Secara historis, jumlah pekerja industri pengolahan di DI Yogyakarta mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 mencapai 209.075 pekerja, kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2021. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan pertumbuhan 15,02%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan -16,01%. Anomali terjadi pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan signifikan.
(Baca: Harga Karet Tsr20 - Rubber Tsr20 Futures - Pagi Hari Diperdagangkan US$168,8 /100 Kg (Kamis, 17 Juli 2025))
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, DI Yogyakarta menempati peringkat ke-6 untuk jumlah pekerja industri pengolahan pada tahun 2024. Peringkat ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya dalam 5 tahun terakhir. Secara nasional, DI Yogyakarta berada pada peringkat ke-11. Nilai tahun terakhir 164.211 berada di bawah Jawa Timur (478.356) yang menempati ranking pertama di Pulau Jawa.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menempati peringkat ketiga di Pulau Sumatera dengan jumlah pekerja industri pengolahan sebanyak 168.514 orang. Nilai ini mengalami penurunan turun 28,07% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih besar jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir. Walaupun demikian, Kepulauan Riau tetap menjadi salah satu provinsi dengan sektor industri pengolahan yang cukup signifikan di Sumatera, meskipun terjadi penurunan yang cukup dalam.
Bali
Dengan jumlah pekerja industri pengolahan mencapai 166.804 orang, Bali berhasil menduduki peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sektor ini menunjukkan angka positif sebesar 29.6%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menempatkan Bali pada posisi yang lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama periode sebelumnya. Meskipun demikian, peringkatnya secara nasional masih berada di urutan ke-9, menunjukkan potensi pengembangan yang lebih besar di sektor ini.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Sambas | 2004 - 2024)
Lampung
Lampung berada di peringkat keempat di Pulau Sumatera dengan jumlah pekerja industri pengolahan sebanyak 166.157 orang. Pertumbuhan sektor ini sedikit mengalami penurunan turun 1.94%, menunjukkan stagnasi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan Lampung di posisi yang kurang baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir. Secara nasional, Lampung menduduki peringkat ke-10, menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan di provinsi ini masih perlu ditingkatkan.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Sulawesi dengan jumlah pekerja industri pengolahan sebesar 127.594 orang. Sektor ini mengalami penurunan signifikan turun 20.49% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan yang cukup besar ini menempatkan Sulawesi Selatan pada posisi yang kurang baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama periode sebelumnya. Secara nasional, Sulawesi Selatan berada di urutan ke-12, menunjukkan perlunya upaya untuk memulihkan dan mengembangkan sektor industri pengolahan di provinsi ini.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati peringkat kelima di Pulau Sumatera dengan jumlah pekerja industri pengolahan sebanyak 101.698 orang. Pertumbuhan sektor ini mengalami penurunan cukup dalam turun 25.49% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini menempatkan Sumatera Selatan pada posisi yang kurang baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir. Secara nasional, Sumatera Selatan berada di urutan ke-13, menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan di provinsi ini perlu mendapatkan perhatian lebih agar dapat berkembang lebih baik.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan jumlah pekerja industri pengolahan sebanyak 89.284 orang dan menduduki peringkat kedua di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan signifikan sebesar 26.86% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif ini menempatkan NTB pada posisi yang lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir. Secara nasional, NTB berada di urutan ke-14, menunjukkan adanya potensi yang cukup besar untuk mengembangkan sektor industri pengolahan di provinsi ini.