Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan Provinsi Riau pada tahun 2024 mencapai Rp 2.238,12 miliar. Nilai ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,71% dibandingkan tahun sebelumnya. Data historis menunjukkan tren positif secara konsisten sejak tahun 2010, dengan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2024. Pertumbuhan ini mengindikasikan sektor jasa pertanian dan perburuan di Riau terus berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Pertumbuhan PDRB ADHB sektor ini di Riau pada 2024 lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun sebelumnya (2021-2023) yang berada di kisaran 4,28%. Namun, pertumbuhan ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (2019-2023) yang berada di angka 5,52%. Kenaikan tertinggi dalam periode historis terjadi pada tahun 2014 dengan pertumbuhan mencapai 19,07%, sedangkan kenaikan terendah terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan 4,04%.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Periode 2013-2024)
Secara ranking di Pulau Sumatera, BPS mencatat PDRB ADHB Jasa Pertanian Riau berada di peringkat ke-4 pada tahun 2024, sama dengan posisi tahun sebelumnya. Sementara itu, secara nasional, Riau menempati peringkat ke-7. Nilai PDRB Riau masih di bawah provinsi-provinsi lain seperti Lampung, Sumatera Utara, dan Aceh. Namun, pertumbuhan yang konsisten menunjukkan potensi besar sektor ini untuk terus berkembang di Riau.
Anomali dalam data historis terjadi pada tahun 2016, di mana pertumbuhan hanya mencapai 4,04%, jauh di bawah rata-rata. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti perubahan iklim atau kebijakan pemerintah yang mempengaruhi sektor pertanian. Meskipun demikian, sektor ini mampu bangkit kembali dan mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi di tahun-tahun berikutnya. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa sektor jasa pertanian rentan terhadap berbagai faktor eksternal, namun tetap memiliki resiliensi yang baik.
Kenaikan nilai PDRB sebesar Rp 140,64 miliar dari tahun sebelumnya menjadi indikasi positif, namun perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan sebesar 6,71% masih di bawah pertumbuhan tertinggi yang pernah dicapai. Pemerintah daerah perlu terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor jasa pertanian melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung pengembangan sektor ini. Dengan demikian, diharapkan sektor jasa pertanian dapat terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Riau.
Lampung
Lampung menduduki peringkat pertama di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHB Sektor Jasa Pertanian sebesar Rp 3.160,45 miliar. Meskipun memimpin di Sumatera, pertumbuhan ekonomi Lampung di sektor ini hanya sebesar 0,7%. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan rata-rata dalam lima tahun terakhir yang menunjukkan performa yang kurang menggembirakan. Di tingkat nasional, Lampung berada di posisi ke-4.
(Baca: Jumlah Perceraian di Bengkulu Periode 2019-2024)
Sumatera Utara
Sumatera Utara menempati urutan kedua di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHB Jasa Pertanian sebesar Rp 2.899,03 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara mencapai 13,81%, menunjukkan peningkatan yang signifikan dan melampaui beberapa provinsi lain di pulau tersebut. Posisi Sumatera Utara dalam skala nasional adalah peringkat ke-5. Capaian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Sumatera Utara mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Aceh
Aceh berada di peringkat ketiga di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHB Jasa Pertanian sebesar Rp 2.550,25 miliar. Pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 8%, yang menunjukkan peningkatan yang moderat. Meskipun tidak setinggi Sumatera Utara, pertumbuhan ini tetap memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Aceh. Secara nasional, Aceh menempati peringkat ke-6, menandakan posisinya yang cukup penting dalam sektor pertanian.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan mencatatkan nilai PDRB ADHB Jasa Pertanian sebesar Rp 2.135,9 miliar. Posisi Sulawesi Selatan berada di urutan pertama di Pulau Sulawesi dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,81%. Meskipun nilai PDRB tidak setinggi provinsi-provinsi di Sumatera, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tetap stabil. Secara nasional, Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-8.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di urutan kelima di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHB Jasa Pertanian sebesar Rp 1.885,86 miliar. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan mencapai 5,44%. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, pertumbuhan Sumatera Selatan relatif lebih rendah. Dalam skala nasional, Sumatera Selatan menempati peringkat ke-9.
Sumatera Barat
Sumatera Barat menempati urutan keenam di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHB Jasa Pertanian sebesar Rp 1.393,58 miliar. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat adalah 6,26%. Posisi Sumatera Barat dalam skala nasional adalah peringkat ke-10. Dengan nilai dan pertumbuhan ini, Sumatera Barat masih perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan kontribusinya dalam sektor pertanian.