Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengungkapkan, baru 30,6 juta orang warga RI yang telah melakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) per 23 September 2023.
"Hasil skrining PTM secara nasional baru menunjukkan angka sebesar 16,4%," katanya dalam konferensi pers daring, Senin (25/9/2023).
Adapun berdasarkan provinsinya, Nusa Tenggara Barat (NTB) jadi yang paling banyak melakukan skrining PTM, proporsinya mencapai 48% dari total skrining nasional.
Urutan kedua ada provinsi Banten dengan capaian skrining PTM sebesar 39,2%. Disusul oleh Gorontalo di peringkat ketiga dengan proporsi 34,8%.
Sedangkan provinsi dengan tingkat skrining PTM terendah adalah Papua dengan 2,2%, diikuti D.I Yogyakarta dan Bali dengan proporsi masing-masing sebesar 6,8% dan 6,9%.
Eva menjelaskan, skrining yang dilakukan oleh Kemenkes berupa skrining gula darah, tekanan darah, hipertensi, diabetes, lingkar perut, hingga obesitas sentral.
Untuk memperluas cakupan deteksi dini tersebut, Kemenkes mengimplementasikan kegiatan skrining ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terendah.
"Seperti halnya pada puskesmas yang tersebar di 7.230 kecamatan, Posyandu Prima di 85 ribu kelurahan/desa, posyandu yang tersebar di 300 ribu dusun/RT/RW, hingga kunjungan dari rumah ke rumah dengan total 273,5 juta penduduk," papar Eva.
Adapun program pendukung lainnya untuk menyukseskan kegiatan deteksi dini di antaranya program pelatihan kepada 1,5 juga kader posyandu serta pelatihan dokter umum dan perawat dalam penggunaan elektrokardiograf (EKG) dan Automated External Defibrilator (AED).
Kemenkes juga melakukan pemenuhan sejumlah alat kesehatan di penunjang deteksi dini di puskesmas serta memperluas paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk 14 skrining penyakit prioritas.
"Pemerataan akses dan mutu kesehatan juga dilakukan melalui sistem pengapuan dan rujukan. Sehingga akan terpenuhi layanan pada semua level tingkatan pelayanan," jelas Eva.
(Baca juga: Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Ditemukan di Indonesia)