Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Ditemukan di Indonesia

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Erlina F. Santika 11/08/2023 11:16 WIB
Jumlah Kematian di Indonesia Berdasarkan Penyebabnya (2017-2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun jumlah kematian berdasarkan penyebabnya. Data ini dihimpun sejak 1 Januari 2017 hingga 2020/2022, saat long form sensus penduduk dilakukan.

Secara keseluruhan jumlah kematian mencapai 8,07 juta kasus pada kurun waktu tersebut. Dari jumlah tersebut, penyebab terbanyak berasal dari sakit karena penyakit tidak menular, dengan 7,03 juta kasus.

Sementara itu penyebab lainnya adalah sakit karena penyakit menular sebanyak 231 ribu kasus. Kecelakaan lalu lintas (lalin) pun menyumbang angka kematian cukup tinggi, yakni 131 ribu kasus.

Penyebab kematian selanjutnya adalah kecelakaan di luar lalu lintas atau kecelakaan lainnya dengan jumlah 95 ribu kasus.

Keracunan juga mendulang kasus yang tak sedikit, yakni 13 ribu kasus. Sementara penyebab kematian lainnya terhimpun sebanyak 565 ribu kasus.

Tingginya penyebab kematian akibat penyakit tidak menular mendorong Kementerian Kesehatan untuk mengadopsi strategi pengendalian Covid-19 dalam upaya mencegah laju kasus dari penyakit tersebut. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyebut penyakit tidak menular kini mendominasi di kalangan pasien.

"Strategi penyakit tidak menular sama seperti Covid-19, promosi, surveilans, terapi tetap akan kami lakukan," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Selasa (24/1/2023), dikutip dari Antaranews.

Strategi yang diterapkan, sambung Budi, dengan cara menguatkan peran promosi kesehatan di tingkat layanan primer, seperti Puskesmas.

Program tersebut dilakukan sejalan dengan skrining kesehatan menggunakan alat berteknologi terbaru yang lebih agresif pada 14 penyakit, antara lain stroke, diabetes, hipertensi, kanker, jantung, TBC, dan lainnya.

"Program 14 skrining di Puskesmas dan Posyandu sudah kami jalankan. Beberapa teknologi baru seperti kanker serviks, dulu pakai pap smear atau IVA test, sekarang kami coba pakai HPV DNA yang jauh lebih baik memanfaatkan laboratorium yang ada di Indonesia," katanya.

(Baca juga: Stroke dan TBC Masuk dalam 10 Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia)

Data Populer
Lihat Semua