Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase rumah tangga dengan status kepemilikan rumah kontrak/sewa di perkotaan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2024 sebesar 7,35 persen. Angka ini menunjukkan kenaikan sedikit sebesar 0,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) sebesar 12,43 persen, terjadi penurunan signifikan. Ranking Jawa Barat di tingkat pulau Jawa berada pada posisi ke-4, sama dengan tahun sebelumnya. Secara nasional, Jawa Barat menempati peringkat ke-23.
Jika melihat data historis sejak 2009, terlihat bahwa persentase kepemilikan rumah sewa di Jawa Barat cenderung fluktuatif. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dengan pertumbuhan mencapai 22,39 persen, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan -28,4 persen. Kondisi ini menunjukkan dinamika pasar perumahan sewa di Jawa Barat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
(Baca: Panjang Jalan Kabupaten Kota Kondisi Mantap Periode 2016-2023)
Perbandingan dengan provinsi lain di Pulau Jawa menunjukkan bahwa nilai persentase Jawa Barat berada di bawah Banten (7,59 persen) dan di atas Jawa Tengah. Pertumbuhan persentase Jawa Barat pada tahun 2024 juga lebih rendah dibandingkan Banten. Peringkat Jawa Barat di tingkat pulau dan nasional menunjukkan bahwa permasalahan kepemilikan rumah sewa bukan isu utama dibandingkan provinsi lain.
Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar 7,67 persen, kondisi tahun 2024 masih di bawah rata-rata. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam memilih status kepemilikan rumah, atau faktor lain yang menyebabkan penurunan minat terhadap rumah sewa.
Anomali terjadi pada periode 2022-2023 yang mengalami penurunan tajam dengan nilai -28.4% dan -20.11%. Meskipun mengalami kenaikan sedikit pada tahun 2024 sebesar 5.76%, tetap membutuhkan perhatian lebih karena masih jauh dibandingkan dengan kondisi 5 tahun sebelumnya. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ekonomi atau perubahan kebijakan terkait perumahan.
Banten
Banten berada di peringkat ke-3 di Pulau Jawa dengan persentase 7,59 persen, sedikit lebih tinggi dari Jawa Barat. Pertumbuhan Banten dibandingkan tahun sebelumnya adalah 7.83 persen. Meskipun begitu, pertumbuhan Banten menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dengan persentase -3.07. Peringkat Banten secara nasional adalah 20.
(Baca: Statistik Penduduk Beragama Protestan di Jawa Barat 2015-2024)
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menduduki peringkat ke-3 di pulau Kalimantan dengan persentase 7,58 persen. Data ini sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan -12.06 persen. Meskipun demikian, nilai ini tetap lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai tahun sebelumnya. Kalimantan Selatan menduduki peringkat 21 secara nasional.
Maluku
Maluku menempati peringkat pertama di pulau Maluku dengan persentase 7.4 persen. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 10.28%. Peringkat Maluku secara nasional adalah 22.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menempati peringkat ke-7 di pulau Sumatera dengan persentase 7.13 persen. Terjadi penurunan signifikan dengan pertumbuhan -13.89%. Peringkat Sumatera Selatan secara nasional adalah 24.
Jambi
Jambi menduduki peringkat ke-8 di pulau Sumatera dengan persentase 7.01 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, Jambi mengalami pertumbuhan -11.49%. Peringkat Jambi secara nasional adalah 25.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah berada di peringkat ke-4 di pulau Kalimantan dengan persentase 5.85 persen. Terjadi penurunan dengan pertumbuhan -14.35% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat Kalimantan Tengah secara nasional adalah 26.