Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara pada tahun 2024 sebanyak 150 koperasi. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 48.51% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini juga tercermin dari naiknya peringkat Kabupaten Dairi dalam skala pulau Sumatera, dari peringkat 8 menjadi peringkat 2. Secara nasional, Kabupaten Dairi menempati peringkat 47. Kenaikan jumlah Kospin ini merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Secara historis, jumlah Kospin di Kabupaten Dairi mengalami fluktuasi. Pada tahun 2018 terjadi peningkatan signifikan sebesar 100% dengan penambahan 38 koperasi. Selanjutnya, pertumbuhan terus berlanjut hingga tahun 2020. Namun, pada tahun 2021 terjadi penurunan sebesar 25.74% sebelum akhirnya kembali melonjak pada tahun 2024. Rata-rata pertumbuhan jumlah Kospin dalam 3 tahun terakhir (2020-2024) adalah 9.13%, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5 tahun terakhir (2019-2024) yang mencapai 19.61%. Tahun 2024 menjadi anomali dengan kenaikan signifikan setelah sempat mengalami penurunan di tahun 2021.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Kapuas Periode 2004 - 2024)
Meskipun terjadi peningkatan yang cukup besar pada tahun 2024, jumlah Kospin di Kabupaten Dairi masih berada di bawah rata-rata dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Pulau Sumatera. Data perbandingan menunjukkan bahwa beberapa wilayah lain memiliki jumlah Kospin yang lebih banyak.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kenaikan tertinggi jumlah Kospin di Kabupaten Dairi terjadi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan mencapai 100%. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan penurunan sebesar 25.74%. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa perkembangan Kospin di Kabupaten Dairi cukup dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Secara keseluruhan, peningkatan jumlah Kospin di Kabupaten Dairi pada tahun 2024 merupakan sinyal positif bagi perkembangan ekonomi daerah. Namun, perlu diperhatikan fluktuasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini perlu dijaga dan ditingkatkan agar dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Kota Semarang
Kota Semarang menempati peringkat ke-44 secara nasional dengan jumlah Kospin sebanyak 153 koperasi. Meskipun menduduki peringkat yang cukup baik, kota ini mengalami penurunan sebesar 5.56% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan Kabupaten Dairi, meski peringkatnya secara nasional lebih tinggi.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Mamuju | 2024)
Kabupaten Karanganyar
Dengan 152 koperasi, Kabupaten Karanganyar berada di peringkat 45 se-Indonesia. Pertumbuhan Kospin di wilayah ini relatif stabil, mengalami peningkatan sedikit sebesar 0.66% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, nilainya hampir sama dengan Kota Semarang namun masih di bawah Kabupaten Dairi.
Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal memiliki 151 Kospin dan menduduki peringkat ke-46 secara nasional. Kabupaten ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 10.22% yang lebih tinggi dibandingkan Kota Semarang dan Kabupaten Karanganyar. Peningkatan ini menunjukkan potensi pertumbuhan Kospin yang baik di Kabupaten Kendal dan hampir sama dengan Kabupaten Dairi.
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Timur, dengan 149 Kospin, menduduki peringkat ke-49 secara nasional. Kabupaten ini mengalami sedikit penurunan sebesar 0.67% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski peringkatnya sama dengan Karang Asem dan Boyolali, Lombok Timur menunjukkan tren yang berbeda dengan penurunan.
Kabupaten Karang Asem
Kabupaten Karang Asem juga memiliki 149 Kospin, sama dengan Kabupaten Lombok Timur dan Boyolali. Karang Asem mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 4.49% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, peringkatnya tetap berada di posisi yang sama dengan Lombok Timur dan Boyolali.
Kabupaten Boyolali
Dengan jumlah yang sama yaitu 149 koperasi, Kabupaten Boyolali menduduki peringkat ke-49 secara nasional. Boyolali mengalami penurunan yang paling besar di antara wilayah lain dalam data perbandingan ini, yaitu sebesar 10.78%. Data ini menunjukkan bahwa Boyolali perlu melakukan evaluasi dan perbaikan dalam pengelolaan Kospin.