Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada 5 April 2022 ada 10 kasus hepatitis akut "misterius" atau acute hepatitis of unknown aetiology yang muncul di Inggris.
Kemudian dalam beberapa pekan berikutnya laporan kasus serupa terus bertambah dan menyebar hingga muncul di 20 negara.
“Pada 1 Mei, setidaknya ada 228 kasus yang dilaporkan ke WHO dari 20 negara, dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diinvestigasi,” kata Tarik Jasarevic dari WHO, seperti dilansir Reuters, Selasa (3/5/2022).
Dugaan kasus serupa juga telah ditemukan di Indonesia. Pada 1 Mei 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 3 pasien anak di wilayah Jakarta yang meninggal dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
"Kementerian Kesehatan RI sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut," tulis Kemenkes dalam keterangan persnya, Minggu (1/5/2022).
Menimbang Situasi Hepatitis di Indonesia
Sebelum hepatitis "misterius" ini muncul, Indonesia sudah tercatat sebagai negara dengan angka kematian akibat hepatitis akut tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Menurut data Global Burden of Disease (GBD), pada tahun 2019 angka kematian akibat hepatitis akut di Indonesia mencapai 2,14 per 100.000 penduduk.
Angka kematian yang tercatat di sini berasal dari kasus hepatitis yang terjadi pada seluruh kelompok usia dan jenis kelamin.
Kamboja juga tercatat memiliki angka kematian akibat hepatitis yang tinggi, yakni 1,87 per 100.000 penduduk.
Sedangkan delapan negara ASEAN lainnya, yakni Kamboja, Vietnam, Brunei, Malaysia, Laos, Myanmar, Thailand, Filipina, dan Singapura memiliki angka kematian kurang dari 1 per 100.000 penduduk.
Berikut rincian angka kematian akibat hepatitis akut per 100.000 penduduk di negara-negara ASEAN tahun 2019:
- Indonesia: 2,14
- Kamboja: 1,87
- Vietnam: 0,7
- Brunei: 0,67
- Malaysia: 0,64
- Laos: 0,52
- Myanmar: 0,46
- Thailand: 0,28
- Filipina: 0,12
- Singapura: 0,02
Selain angka kematian, Indonesia juga memiliki tingkat penularan hepatitis di level menengah sampai tinggi.
"Indonesia digolongkan ke dalam daerah dengan prevalensi hepatitis B dengan tingkat endemisitas menengah sampai tinggi," tulis Kemenkes dalam Panduan Peringatan Hari Hepatitis Sedunia 28 Juli 2021.
"Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Balitbangkes tahun 2013, penderita hepatitis B dan C di Indonesia diperkirakan 20 juta orang. Prevalensi hepatitis B sebesar 7,1% dan hepatitis C 1%," terang Kemenkes dalam publikasi tersebut.
(Baca Juga: Hepatitis 'Misterius' Masuk RI, Ini Provinsi dengan Prevalensi Hepatitis Tertinggi di Indonesia)