Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB sektor asuransi dan dana pensiun Provinsi Papua pada 2024 mencapai Rp 26,37 miliar. Terjadi pertumbuhan sebesar 4,19% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023) yang turun 0,63%. Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2021 sebesar 9,68%, sementara penurunan terdalam terjadi pada tahun 2023, yaitu -28,54%.
Secara historis, pertumbuhan PDRB sektor ini di Papua menunjukkan fluktuasi. Dari tahun 2010 hingga 2024, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011, yakni sebesar 23,08%. Sementara itu, penurunan terbesar terjadi pada tahun 2023 turun 28,54%. Pada tahun 2023 terjadi anomali penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2024, PDRB kembali mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,19%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Bengkalis Periode 2004 - 2024)
Pada tahun 2024, Papua menduduki peringkat pertama di antara provinsi-provinsi di Pulau Papua dalam sektor PDRB asuransi dan dana pensiun. Namun, secara nasional, Papua berada pada peringkat ke-31. Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Papua, nilai PDRB Papua lebih tinggi dibandingkan Papua Barat yang berada di urutan keenam dengan nilai Rp 11,03 miliar.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peringkat Papua di tingkat pulau tetap sama, yaitu peringkat pertama. Secara nasional, peringkat Papua sedikit meningkat dari peringkat ke-31 pada tahun 2023 menjadi peringkat ke-31 pada tahun 2024. Peningkatan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam kinerja sektor asuransi dan dana pensiun di Papua, meski belum signifikan.
Perlu dicatat bahwa fluktuasi pertumbuhan PDRB sektor ini di Papua menunjukkan perlunya perhatian lebih lanjut. Analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, baik faktor internal maupun eksternal, sangat penting untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan.
Aceh
Aceh menempati urutan ke-28 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 66,77 miliar. Pertumbuhan PDRB Aceh mencapai 7,45% yang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun berada di urutan kesembilan di Pulau Sumatera, pertumbuhan ekonomi Aceh pada sektor ini menunjukkan potensi yang menjanjikan. Nilai tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan nasional.
(Baca: Rata-Rata Upah atau Gaji Bersih Sebulan Pekerja Formal Jasa Perusahaan Periode 2015-2025)
Gorontalo
Gorontalo mencatatkan nilai PDRB sebesar Rp 37,4 miliar dan menduduki peringkat ke-29 secara nasional. Pertumbuhan PDRB Gorontalo sebesar 8,16%, menjadi yang tertinggi kedua dalam daftar perbandingan ini. Di Pulau Sulawesi, Gorontalo menempati urutan keempat. Pertumbuhan yang kuat ini menunjukkan sektor asuransi dan dana pensiun di Gorontalo mengalami perkembangan positif.
Sulawesi Tenggara
Dengan nilai PDRB sebesar Rp 26,64 miliar, Sulawesi Tenggara berada di urutan ke-30 secara nasional. Pertumbuhan PDRB Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 1,99%, menunjukkan peningkatan yang moderat. Di Pulau Sulawesi, Sulawesi Tenggara menempati urutan kelima. Peningkatan ini menunjukkan adanya perkembangan positif di sektor ini.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya berada di peringkat ke-32 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 25,25 miliar. Pertumbuhan PDRB Papua Barat Daya sangat tinggi mencapai 28,04%. Papua Barat Daya menempati urutan kedua di Pulau Papua. Pertumbuhan yang sangat tinggi ini menunjukkan sektor asuransi dan dana pensiun di Papua Barat Daya mengalami ekspansi yang pesat.
Bengkulu
Bengkulu menempati urutan ke-33 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 17,58 miliar. Pertumbuhan PDRB Bengkulu mencapai 9,6%. Di Pulau Sumatera, Bengkulu berada di urutan ke-10. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya perkembangan positif di sektor ini, meskipun masih berada di peringkat bawah secara nasional.
Papua Barat
Papua Barat berada di peringkat ke-34 secara nasional dengan nilai PDRB sebesar Rp 11,03 miliar. Pertumbuhan PDRB Papua Barat tercatat sebesar 5,35%. Papua Barat menempati urutan ketiga di Pulau Papua. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya perkembangan positif di sektor ini, meskipun berada di peringkat bawah secara nasional dan di tingkat pulau.