Organisasi masyarakat (ormas) keagamaan Muhammadiyah memastikan bakal memindahkan dananya dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI ke sejumlah bank nonpelat merah.
Melansir Katadata, tidak diketahui jumlah dana Muhammadiyah yang tersimpan di Bank Syariah Indonesia. Namun menurut informasi yang beredar, nilai simpanan itu diperkirakan mencapai Rp13 triliun.
Berdasarkan pengumuman Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang diterbitkan pada 30 Mei 2024, pihaknya menunjuk Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat, hingga bank-bank syariah daerah. Pengumuman ini ditandatangani oleh Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dengan memo yakni konsolidasi dana.
Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto mengatakan, penunjukkan sejumlah bank tersehut untuk menindaklanjuti pertemuan bersama PP Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) mengenai konsolidasi keuangan di lingkungan AUM.
“Dengan ini kami minta dilakukan rasionalisasi dana simpanan dan pembiayaan di BSI dengan pengalihan di bank syariah lain yang sudah bekerja sama dengan baik dengan Muhammadiyah,” tulis pengumuman resmi Muhammadiyah, dikutip Kamis (6/6/2024).
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menjelaskan alasan pihaknya menarik dana dari BRIS adalah karena penempatan dana organisasi tersebut terlalu besar di BRIS, sehingga perlu disebar ke bank syariah lainnya.
"Secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (5/6). Anwar mengatakan dengan penumpukan dana yang terlalu besar, dikhawatirkan bank syariah lain tak bisa berkompetisi dengan BRIS.
(Baca Katadata: Ada Risiko, Muhammadiyah Alihkan Simpanan dari BSI ke Bank Syariah Ini)
Lantas, berapa banyak dana yang dihimpun oleh BSI dari nasabahnya selama ini?
Berdasarkan laporan keuangan tahunan BSI yang dihimpun Databoks, dana pihak ketiga Atau DPK yang dihimpun BSI mencapai Rp293,77 triliun pada 2023.
Angka simpanan itu naik 12,35% secara tahunan (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp261,49 triliun pada 2022. Dari jumlah DPK 2023, komposisi tabungan yang merupakan dana murah mencapai Rp124,73 triliun atau 40% dari keseluruhan DPK.
Melansir CNBC Indonesia, Direktur Keuangan dan Strategi Ade Cahyo Nugroho mengklaim bahwa BSI menjadi satu dari sedikit bank di Indonesia dengan komposisi dana murah yang besar. Ini membuat bank bebas mengatur pembiayaan karena memiliki biaya dana yang lebih murah.
"Untuk bank yang genap 3 tahun bisa bertengger di posisi ke-5, menggambarkan potensi keuangan syariah memang sangat kuat dan tentunya harapan kami bisa tumbuh lagi," kata Cahyo dalam konferensi pers paparan kinerja sepanjang tahun 2023, Kamis (1/2/2024).
Sementara DPK pada 2021, saat BSI diresmikan, terkumpul sebesar Rp233,25 triliun.
Emiten berkode BRIS ini juga mencatatkan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023. Direktur Utama Bank BSI, Hery Gunardi mengatakan laba BSI tumbuh 34% (yoy) dari sebelumnya Rp 4,26 triliun. Laba tersebut didorong pendapatan bagi hasil bersih yang mencapai Rp 16,17 triliun atau naik 3,88%.
"Pertumbuhan yang tinggi ini semuanya double digit perlu disyukuri pertumbuhan perbankan syariah ini. Semoga masih berlanjut pada kuartal pertama," kata Hery dalam paparan publik kinerja kuartal IV 2023 yang diwartakan Katadata Kamis (1/2/2024).
(Baca juga: 5 Bank dan Unit Syariah dengan Aset Jumbo di Indonesia 2023)