Survei Bank Indonesia (BI), menunjukkan, skor Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 117,8 poin pada Juni 2025.
Angka itu berada pada level optimistis atau lebih besar dari 100. Skor pada Juni 2025 juga menguat meski tipis dari Mei 2025 yang sebesar 117,5 poin.
Sejak awal 2025, IKK didominasi penurunan. Kenaikan, selain pada Juni 2025, terjadi pada April 2025 yang sebesar 121,73 poin. Angka tersebut menunjukkan konsumen Indonesia secara umum masih optimistis, tapi tingkat optimismenya berkurang.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyebut, optimisme konsumen pada bulan lalu ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Melansir Antaranews.com, IKE Juni 2025 tercatat sebesar 106,7 poin, menguat dibandingkan dengan Mei 2025 yang sebesar 106,0. Sementara IEK Juni 2025 tercatat sebesar 128,9, menipis sedikit dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 129,0.
IKE turun karena ada penurunan optimisme terkait penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja, dan pembelian barang tahan lama (durable goods).
Pesimistis Akan Lapangan Pekerjaan, Konsumsi Naik, hingga Jumlah Tabungan Tergerus
BI melaporkan, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) sebesar 94,1 poin pada Juni 2025. Skor itu turun dari Mei 2025 yang sebesar 95,7 poin. Ini artinya, selama dua bulan beruntun IKLK berada di level pestimistis.
“Persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan berada pada zona pesimis, yang berasal dari seluruh kelompok usia dan pendidikan, kecuali kelompok pendidikan sarjana yang tetap berada di level optimistis,” tulis Bank Indonesia dalam laporan Survei Konsumen Juni 2025, dikutip Katadata pada Rabu (9/7/2025).
Survei BI juga menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi meningkat menjadi 75,1% pada Juni, naik dari 74,3% pada bulan sebelumnya. Kenaikan konsumsi ini berdampak langsung terhadap penurunan proporsi pendapatan yang bisa ditabung.
“Rasio konsumsi terhadap pendapatan meningkat di tengah tabungan yang menurun dan cicilan relatif stabil,” tulis BI dalam laporan tersebut.
Proporsi pendapatan yang ditabung menurun menjadi 14,1 dari sebelumnya 14,9. Sementara itu, proporsi untuk pembayaran cicilan atau utang tetap stabil di angka 10,8.
Kenaikan konsumsi terutama terjadi pada kelompok pengeluaran Rp 4,1–5 juta. Sedangkan penurunan tabungan tercatat pada hampir seluruh kelompok pengeluaran.
(Baca: Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Juni 2025 Turun, Warga Makin Pesimistis)