Maraknya penggunaan uang elektronik (e-Money) dalam bertransaksi di masyarakat telah mendorong menjamurnya keberadaan mesin pembaca uang elektronik. Ini karena kebiasaan baru saat pandemi Covid-19, yang membuat banyak transaksi dilakukan secara daring atau elektronik demi menghindari penularan virus.
Banyak tempat tempat kuliner-kuliner telah memanfaatkan layanan uang elektronik dalam menerima pembayaran dari masyarakat. Tidak hanya itu, jasa alat transportasi di kota-kota besar juga telah menggunakan layanan uang elektronik.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah mesin pembaca uang elektronik tumbuh 101,37% atau dua kali lipat menjadi 1,39 juta unit pada akhir 2022 dibanding posisi akhir 2021.
Padahal, jumlah mesin pembaca uang elektronik baru mencapai 98 ribu unit pada awal 2013. Penggunaan mesin pembaca uang elektronik menunjukkan tren naik hingga awal 2019. Kemudian setelah itu terjadi penurunan seperti terlihat pada grafik.
Akan tetapi setelah meredanya pandemi Covid-19 penggunaan mesin pembaca uang elektronik kembali meningkat hingga mencapai 1,4 juta unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun jumlah mesin Electronic Data Capture (EDC) justru mengalami penurunan 2,87% menjadi 1,71 juta unit pada akhir tahun lalu dibanding akhir tahun sebelumnya.
(Baca: Berapa Mesin Reader Uang Elektronik?)