Sebanyak 51.194 pekerja migran yang tercatat dinyatakan hilang dan meninggal sejak 2014 hingga 2022. Data ini dihimpun oleh International Organization for Migration (IOM).
Namun, IOM menyebut sebanyak lebih dari 30.000 orang terdaftar dengan kewarganegaraan yang tidak diketahui. Ini menunjukkan bahwa lebih dari 60% orang yang meninggal di tempat migrasi tetap tidak teridentifikasi.
Sedikitnya ada 10 negara asal para migran yang hilang atau meninggal itu. Paling banyak teridentifikasi dari Afghanistan, yakni 1.795 orang.
Kedua ada Myanmar, sebanyak 1.467 orang. Ketiga ada Suriah yang mencapai 1.118 orang.
Keempat dan kelima ditempati Ethiopia dan Meksiko dengan masing-masing jumlah 867 orang dan 755 orang. Sisanya, terlampir pada grafik.
Laporan IOM berasal berbagai laporan dari otoritas lokal, lembaga swadaya masyarakat, laporan saksi mata kematian migran, dan berita media.
"Sementara pendekatan ini, fakta bahwa saat ini tidak ada negara yang menghasilkan data tentang kematian selama migrasi, itu berarti bahwa banyak kematian dan penghilangan selama migrasi tetap tidak terdokumentasi," tulis IOM dalam laporannya.
Berikut 10 negara asal pekerja migran yang meninggal dan hilang yang telah teridentifikasi:
- Afghanistan 1.795 orang
- Myanmar 1.467 orang
- Suriah 1.118 orang
- Ethiopia 867 orang
- Meksiko 755 orang
- Maroko 702 orang
- Algeria 653 orang
- Venezuela 494 orang
- Guatemala 463 orang
- Haiti 451 orang
(Baca juga: Pekerja Migran Indonesia di Asia Meningkat pada 2022, Penempatan Hong Kong Terbanyak)