Jumlah pekerja migran tercatat meningkat setelah pandemi Covid-19 terkontrol pada 2022.
Dari data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) yang diolah Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 200 ribu pekerja migran yang tercatat bekerja di kawasan Asia, Afrika, Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Pasifik pada 2022.
Jumlah tersebut meningkat cukup signifikan dari 2021 yang sebesar 72 ribu pekerja.
Penempatan migran terbanyak tercatat di kawasan Asia. Urutan penempatan pertama adalah Hong Kong dengan jumlah 60 ribu pekerja migran pada 2022. Angka itu meningkat dari sebelumnya yang berjumlah 52 ribu pekerja.
Kedua, Taiwan dengan jumlah 53 ribu pekerja. Jumlah ini meroket tajam dari sebelumnya yang hanya mencapai 7,8 ribu pekerja pada 2021.
Ketiga, Malaysia, dengan jumlah 43 ribu pekerja. Capaian itu juga melonjak jauh dari sebelumnya yang hanya 563 pekerja pada 2021.
Adapun penempatan paling rendah berada di Brunei Darussalam, dengan jumlah 513 pekerja (2022) dan 4 pekerja (2021). Selain itu Sri Lanka sebanyak 99 pekerja (2022) dan 36 pekerja (2021).
Berikut jumlah pekerja migran di kawasan Asia (2021-2022):
- Hongkong
2021: 52.278 pekerja
2022: 60.096 pekerja
- Taiwan
2021: 7.789 pekerja
2022: 53.459 pekerja
- Malaysia
2021: 563 pekerja
2022: 43.163 pekerja
- Korea Selatan
2021: 174 pekerja
2022: 11.554 pekerja
- Singapura
2021: 3217 pekerja
2022: 6624 pekerja
- Jepang
2021: 359 pekerja
2022: 5.832 pekerja
- Brunei Darussalam
2021: 4 pekerja
2022: 513 pekerja
- Sri Lanka
2021: 36 pekerja
2022: 99 pekerja
(Baca juga: Kasus Pengaduan Pekerja Migran Indonesia Naik 117,4%)