Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) melaporkan, penempatan pekerja migran Indonesia alias PMI mencapai 24.088 orang pada Oktober 2022. Jumlah ini naik 10,8% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang sebanyak 21.739 orang.
Capaian itu pun tercatat mengalami kenaikan 257,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Pada Oktober 2021, penempatan pekerja migran Indonesia hanya sebanyak 6.733 orang.
Berdasarkan provinsinya, Jawa Timur masih mendominasi asal pekerja migran nasional tertinggi sepanjang Oktober 2022 yakni sebanyak 5.757 orang (24%). Posisinya disusul oleh Jawa Tengah sebanyak 5.220 orang (22%), Nusa Tenggara Barat (NTB) 3.905 orang (16%), Jawa Barat 3.744 orang (16%), dan Sumatera Utara 1.873 orang (8%).
Malaysia merupakan negara tujuan utama pekerja migran Indonesia pada Oktober 2022 sebanyak 7.094 orang (29%). Negara tujuan utama lainnya, yaitu Hong Kong sebanyak 6.448 orang (27%), Taiwan 6.055 orang (25%), Korea Selatan 1.806 orang (7%), dan Arab Saudi 570 orang (2%).
Berdasarkan jenis kelamin, pekerja migran perempuan jauh lebih banyak ketimbang laki-laki pada Oktober 2022. Jumlah pekerja migran perempuan tercatat sebesar 14.238 orang atau sekitar 59% dari total pekerja migran, sementara laki-laki hanya 9.850 orang (41%).
Adapun secara total, penempatan pekerja migran Indonesia sejak Januari - Oktober 2022 mencapai 146.955 orang. Tercatat, jumlah penempatan migran terbanyak pada Oktober 2022, sedangkan jumlah yang terendah pada Februari 2022 sebesar 5.658 orang.
(Baca: Ini Negara Asal Remitansi Pekerja Migran Indonesia Terbesar Semester I 2022)