Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengklaim tingkat pengangguran nasional pada 2025 telah mencapai level terendah.
"Alhamdulillah hari ini tingkat pengangguran nasional berhasil turun ke level terendah sejak krisis 1998," kata Prabowo dalam pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Bila klaim Prabowo dicocokkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 1998 ada sekitar 5,04 juta pengangguran di Tanah Air. Jumlahnya setara 5,46% terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada periode tersebut.
Setelahnya berjalan berfluktuatif, mencapai level terendahnya pada Februari 2025 sebesar 7,28 juta orang atau 4,76%. Ini sesuai dengan klaim Prabowo.
Sementara rekor tertinggi sejak era reformasi jatuh pada Agustus 2005 yang sebesar 11,9 juta pengangguran atau 11,24%.
Adapun data pengangguran ini mencakup kelompok penduduk berusia 15 tahun ke atas yang memenuhi kriteria berikut:
- Tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan;
- Tidak bekerja dan sedang mempersiapkan usaha baru;
- Sudah diterima bekerja/sudah siap berusaha tapi belum mulai bekerja/berusaha; atau
- Tidak bekerja dan merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa).
Di samping itu, Prabowo menyampaikan sejumlah upaya pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat Indonesia.
Satu di antaranya, melalui pembentukan Lembaga Badan Pengelola Investasi Danantara yang disebut akan menciptakaan jutaan lapangan pekerjaan teritama di bidang hilirisasi.
"Untuk mempercepat investasi sumber daya alam dan berbagai bidang strategis untuk membuka lapangan kerja berkualitas, kami bersama DPR RI sudah membentuk apa yang kita sebut Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia," kata Prabowo.
(Baca: 42 Ribu Pekerja RI Terkena PHK hingga Semester I 2025, Ini Trennya)