Terdapat 10 startup dan perusahaan teknologi global yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal hingga 14 Mei 2025, menurut data yang dikoleksi Layoffs.fyi.
Urutan pertama ada Intel dengan pemecatan hingga 22 ribu karyawan pada 23 April 2025. Angka ini setara 20% dari total pekerjanya.
Lalu ada Microsoft yang baru mengumumkan pada 13 Mei 2025 akan memutus relasi kerja terhadap 6 ribu karyawannya. Ini ekuivalen dengan 3% dari total pekerja.
Ketiga, Meta Platforms, induk Facebook yang mengumumkan PHK terhadap 100 pegawainya pada 24 April 2024.
Selanjutnya ada Northvolt sebanyak 2.800 orang dan Hewlett Packard Enterprise (HPE) sebanyak 2.500 orang.
Ada juga HP (hardware), Workday, hingga Blue Origin dalam daftar 10 besar, seperti terlihat pada grafik.
Layoffs juga mendata secara akumulasi, ada 59,41 ribu pekerja teknologi yang dipecat dari 127 perusahaan hingga Mei 2025.
PHK massal Microsoft di tengah kinerja yang membaik
Berita teranyar, Microsoft berencana memangkas 3% dari total karyawannya atau 6 ribu orang di seluruh level, tim, dan wilayah. Manajemen berdalih langkah ini merupakan bagian yang dibutuhkan untuk perubahan perusahaan.
"Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis," kata juru bicara Microsoft dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, seperti dikutip Katadata pada Rabu (14/5/2025).
Perusahaan melaporkan kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan, dengan laba bersih mencapai US$25,8 miliar atau sekitar Rp428 triliun pada kuartal I 2025. Microsoft memiliki 228.000 karyawan di seluruh dunia pada akhir Juni.
Pada Selasa (13/5/2025), perusahaan mengurangi jumlah karyawan yang terkait dengan kantor pusatnya di Redmond sebanyak 1.985 orang, termasuk 1.510 orang di kantor.
Secara total, ini kemungkinan merupakan gelombang PHK terbesar Microsoft sejak pengurangan 10 ribu orang pada 2023. Pada Januari, perusahaan mengumumkan gelombang kecil PHK yang didasarkan pada kinerja. Namun, juru bicara Microsoft mengatakan, langkah PHK terbaru tak berkaitan dengan kinerja.
Menurut juru bicara itu, salah satu tujuan PHK yang dilakukan perusahaan adalah mengurangi lapisan manajemen. Hal serupa dilakukan Amazon pada Januari lalu, mereka akan memberhentikan beberapa karyawan setelah melihat "lapisan yang tidak perlu" dalam organisasinya.
(Baca juga: Perkembangan PHK Perusahaan Teknologi Global hingga Mei 2025)