Konsentrasi Gas Rumah Kaca Meningkat, Tembus Rekor pada 2024

INFOGRAFIK
Penulis
Adi Ahdiat 28/02/2025 10:24 WIB

  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

"Gas rumah kaca" adalah gas yang bisa menimbulkan efek rumah kaca, yakni menyerap dan memerangkap panas sinar matahari.

Gas yang masuk kategori ini di antaranya adalah karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).


(Baca: Perkembangan Emisi Gas Rumah Kaca Global 1970-2023)

Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi tercatat terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut data Copernicus Climate Change Service (C3S), selama periode 2003—2024 rata-rata konsentrasi CO2 di atmosfer naik sekitar 12% menjadi 422,1 part per million (ppm).

Dalam periode sama konsentrasi CH4 di atmosfer naik sekitar 9% menjadi 1.897 part per billion (ppb).

"Pada tahun 2024 gas rumah kaca di atmosfer mencapai level tertinggi yang pernah tercatat," kata perwakilan European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) Laurence Rouil dalam siaran pers, Jumat (10/1/2025).

"Data kami menunjukkan dengan jelas peningkatan emisi gas rumah kaca global yang stabil, dan ini menjadi agen utama perubahan iklim," lanjutnya.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), gas rumah kaca yang muncul secara alami, seperti dari letusan gunung api, berperan penting dalam menjaga Bumi agar tidak membeku.

Namun, jika kadarnya berlebihan, gas rumah kaca bisa memicu lonjakan suhu Bumi hingga berdampak buruk bagi mahluk hidup.

"Efek rumah kaca alami telah memungkinkan kehidupan di Bumi. Namun, aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan, telah meningkatkan intensitas efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global," demikian dikutip dari IPCC Fourth Assessment Report: Climate Change 2007.

(Baca: Makin Tinggi Suhu Bumi, Makin Banyak Spesies Berisiko Punah)

Data Stories Terkini
Databoks Premium