Mengutip Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, bauran energi di Indonesia tetap akan didominasi batu bara pada 2030. Bauran batu bara mencapai 59,4% jika mengikuti skenario karbon rendah.
Melihat dari kapasitasnya, pembangkitan listrik batu bara nasional diproyeksikan terus bertambah dari 2021 hingga 2030. Nilainya meningkat dari 194.558 gigawatt hours (GWh) pada 2021 menjadi 264.260 GWh pada 2030.
Pembangkitan listrik bahan bakar minyak (BBM) menjadi satu-satunya sumber energi yang akan dikurangi, dengan target pengurangan dari 10.222 GWh pada 2021 menjadi 1.798 GWh pada 2030.
Bagaimana dengan energi baru dan terbarukan (EBT)? Kapasitas energi air diproyeksi meningkat dari 16.867 GWh pada 2021 menjadi 42.516 GWh pada 2030. Lalu, panas bumi diproyeksikan meningkat dari 16.954 GWh menjadi 36.485 GWh.
Sementara itu, EBT lainnya diproyeksikan meningkat dari 2.766 GWh pada 2021 menjadi 27.353 GWh pada 2030. Bauran EBT diproyeksikan mencakup 23,9% total pembangkitan energi pada 2030.