Penggunaan energi terbarukan sebagai sumber konsumsi energi final di Indonesia meningkat sejak 2015. Badan Pusat Statistik mencatat bauran energi terbarukan Indonesia meningkat dari 4,4% pada 2015 menjadi 11,5% pada 2020.
Pada 2016, bauran energi terbarukan meningkat menjadi 6,61% dari tahun sebelumnya. Tetapi pada tahun berikutnya, persentase bauran energi terbarukan tercatat menurun menjadi 6,34% pada 2017.
Barulah pada 2018 tren jumlah bauran energi terbarukan terus mengalami peningkatan hingga 2020. Bauran energi terbarukan terhadap total konsumsi energi final tercatat sebesar 8,55% pada 2018, 9,15% pada 2019, dan 11,51% pada 2020.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bauran energi terbarukan dapat mencapai 15% pada 2021. Pada 2025, Indonesia menargetkan bauran energi terbarukan dapat mencapai 23%.
Kementerian ESDM sendiri memperkirakan potensi energi terbarukan Indonesia mencapai 417,8 GW. Potensi tersebut berasal dari arus laut samudera sebesar 17.9 GW, panas bumi 23,9 GW, bioenergi 32,6 GW, angin 60,6 GW, air 75 GW, dan matahari atau surya 207,8 GW.
(Baca: Komitmen Pendanaan Energi Bersih di Italia Terbesar di Negara G20, Bagaimana Indonesia?)