Tagar #IndonesiaGelap tumbuh subur di media sosial, khususnya di X atau Twitter. Platform analisis media sosial, Drone Emprit, mengkaji sebaran tagar tersebut.
Sebagai konteks, Drone Emprit menjelaskan tagar #IndonesiaGelap menjadi simbol solidaritas atas kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat, di antaranya wacana pemutusan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK), pemecatan/PHK massal, makan bergizi gratis (MBG), IKN yang mangrak, hingga pembungkaman kebebasan berbicara.
"Tagar ini bukan hanya protes daring, tapi juga dorongan aksi secara offline," tulis Drone Emprit di akun X, Selasa (18/2/2025). Diketahui, demonstrasi terjadi di beberapa titik di Indonesia yang digerakkan sejumlah elemen terutama mahasiswa.
Drone Emprit mencatat, percakapan tentang #IndonesiaGelap periode 11-17 Februari 2025 dibahas hingga lebih dari 41 ribu penyebutan atau mentions dengan lebih dari 9 miliar interaksi.
Pada 17 Februari 2025, tagar #IndonesiaGelap menjadi trending. Tercatat, pembahasan melalui tagar perlawanan itu mencapai 30.140 mentions di media sosial. Sementara di media online pun melonjak menjadi 1.192 mentions.
(Baca juga: Publik Nilai Efesiensi Anggaran Tak Perlu Dilakukan, Ini Alasannya)
Drone Emprit mendeteksi emosi dari sejumlah unggahan tagar tersebut. Terbesar adalah emosi marah yang tersaring hingga 428 unggahan.
Kemarahan ini bentuk respons dari pemangkasan anggaran pendidikan dan kesehatan, serta kebijakan lainnya yang merugikan rakyat.
"Kemarahan terhadap pemerintah, dengan seruan untuk transparansi dan akuntabilitas," tulis platform yang dinahkodai oleh Ismail Fahmi ini.
Emosi terbesar kedua adalah kegembiraan, sebesar 224 unggahan. Kegembiraan atau kebahagiaan ini merujuk pada solidaritas antara mahasiswa dan masyarakat sipil.
"Warganet puji keberanian majasiswa dalam bersuara dan beraksi, serta soroti momen kebersamaan dan dukungan antar-demonstran," tulis Drone Emprit.
Selanjutnya antisipasi sebesar 21 unggahan. Ini karena warganet berharap aksi demonstrasi di lapangan bisa mendorong perubahan, lebih didengarkan pemerintah, dan menunggu reaksi pemerintah terhadap tuntutan peserta aksi.
Lalu ada terkejut, sebesar 15. Disusul percaya sebesar 12, sedih 8, takut 5, dan jijik 3.
Metode analisis dari Drone Emprit menggunakan sejumlah media sosial, di antaranya X (Twitter), Instagram, Facebook, YouTube, TikTok. Ada juga dari media online.
Data disaring pada 11-17 Februari 2025 hingga pukul 23.59 WIB. Kata kunci atau keywords yang digunakan yakni #IndonesiaGelap dan Indonesia Gelap.
(Baca juga: Aksi Kawal Putusan MK Tuai Sentimen Positif di Twitter)