Konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang perekonomian nasional dari sisi pengeluaran. Pada triwulan III-2022 lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia berasal dari pengeluaran konsumsi penduduk.
BPS melaporkan PDB nasional mencapai Rp5,09 kuadriliun pada triwulan III-2022. Dari jumlah tersebut, distribusi pengeluaran konsumsi masyarakat mencapai Rp2,56 kuadriliun atau 50,3%.
Kendati masih dominan terhadap PDB, distribusi pengeluaran rumah tangga tersebut porsinya menunjukkan tren turun sejak triwulan II-2020, hingga mencapai level terendahnya pada triwulan III-2022 seperti terlihat pada grafik.
Turunnya peran konsumsi masyarakat itu terjadi akibat meningkatnya komponen ekspor barang dan jasa, yang dipengaruhi naiknya harga komoditas andalan ekspor Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit.
Jika dibandingkan dengan triwulan III-2021, distribusi konsumsi masyarakat pada triwulan III-2022 sudah turun 271 basis points (bps). Sementara distribusi ekspor barang dan jasa meningkat 376 bps menjadi 26,23% dari total PDB.
Di tengah ancaman resesi ekonomi global, ekonomi nasional masih tetap tumbuh 5,72% (year-on-year/yoy) pada triwulan III-2022. Adapun konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39% (yoy).
(Baca: Konsumsi Rumah Tangga Topang Pertumbuhan PDB Kuartal III-2022)