Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
Sumber
Sumber
Mohon maaf, telah terjadi kesalahan
Untuk sementara, data ini tidak dapat ditampilkan. Kami sedang berusaha
memperbaikinya.
A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar
Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) menggantikan Barrack Obama menjadi salah satu pemicu terdepresiasinya dolar terhadap mata uang utama dunia sepanjang tahun ini. Kebijakan yang dianggap terlalu protektif menjadi sentimen negatif bagi greenback (sebutan dolar AS). Ditambah lagi terjadinya bencana badai Irma yang melanda Florida yang diperkirakan akan menelan biaya hingga US$ 330 miliar dapat memberikan tekanan terhadap perekonomian Negeri Paman Sam. Hal ini juga memberikan sinyal bahwa bank sentral AS (The Fed) belum akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan ini.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia menunjukkan tren penurunan sejak awal 2017. Data Bloomberg mencatat bahwa indeks dolar AS telah mengalami penurunan 11,49 persen ke level 91,35 pada penutupan Jumat (8/9) dari posisi tertingginya sepanjang tahun ini, yakni 103,21 pada 3 Januari 2017. Ini juga merupakan level terendahnya dalam 32 bulan terakhir atau sejak (5/1/2015). Di perdagangan pasar Asia Senin (11/9), indeks dolar AS menguat 0,22 persen ke level 91,553.
Indeks dolar AS merupakan indeks pergerakan mata uang Amerika terhadap enam mata uang utama dunia, yaitu euro (mata uang Uni Eropa), Yen (Jepang), poundsterling (Inggris), krona (Denmark), frank (Swiss), serta dolar (Kanada).