Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sebesar Rp16.528 pada penutupan perdagangan Rabu (19/3/2025).
Pelemahan nilai tukar ini sudah terjadi sejak Selasa (18/3/2025), dari Rp16.379 menjadi Rp16.432.
Tren pelemahan baru terjadi dua hari dalam sepekan terakhir. Sisanya, rupiah didominasi penguatan bahkan sempat menyentuh Rp16.379 pada penutupan perdagangan 17 Maret 2025.
Pelemahan ini sudah diprediksi oleh sejumlah pengamat. Terlebih, ada pengaruh selepas pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) dan hasil pertemuan Federal Reserve alias The Fed.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra meyakini Bank Indonesia tak akan mengerek suku bunga acuan untuk meredam gejolak rupiah.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp16.500 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp16.380 per dolar AS,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata, Rabu pagi (19/3).
(Baca juga: BI Jaga Suku Bunga 5,75% pada Maret 2025 guna Stabilkan Rupiah)
Ariston menjelaskan, ada juga kekhawatiran pasar karena meroketnya harga emas saat ini di kisaran 3.031 dolar AS per troy ons. Ariston mengatakan kondisi ini membuat aset berisiko seperti rupiah terkena imbasnya.
Sentimen negatif dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump juga memicu isu perang dagang dan perlambatan ekonomi global. Selain itu, eskalasi konflik di Gaza yang dipicu oleh serangan Israel menambah kekhawatiran pasar.
Senada dengan Arsiton, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong pun telah memproyeksikan rupiah melemah terhadap dolar AS. Hal ini karena sentimen negatif dari sisi domestik.
Lukman juga mengatakan investor lebih mengantisipasi pernyataan BI seputar sentimen yang menyebabkan gejolak di pasar ekuitas domestik. Sebab hal ini berdampak kepada nilai tukar rupiah.
“Sentimen domestik masih lemah menyusul aksi sell off di pasar ekuitas. Rupiah diperkirakan akan berada pada level Rp 16.400 per dolar AS hingga Rp 16.550 per dolar AS,” ujar Lukman.
(Baca Katadata: Rupiah Dibuka Melemah, Terdalam di Antara Mata Uang Asia)